Blog para freelancer

Showing posts with label jualan di shutterstock. Show all posts
Showing posts with label jualan di shutterstock. Show all posts

Butuh berapa banyak upload untuk dapat penjualan pertama di shutterstock?



Bagi para desainer grafis, fotografer, dan ilustrator yang baru memulai karier di dunia microstock, khususnya di Shutterstock, pertanyaan paling umum yang sering muncul adalah: "Berapa banyak karya yang harus saya upload agar bisa mendapatkan penjualan pertama?" Jawabannya mungkin tidak sesederhana angka pasti, karena banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari kualitas karya, jenis konten, hingga strategi tagging yang digunakan.

1. Tidak Ada Angka Ajaib, Tapi Pola Bisa Diamati

Tidak ada jumlah pasti berapa banyak konten yang harus diupload sebelum mendapatkan penjualan pertama. Beberapa kontributor bisa mendapatkan penjualan dengan hanya 10–20 konten, sementara yang lain butuh ratusan bahkan ribuan karya sebelum terjadi transaksi pertama.

Namun, berdasarkan pengalaman banyak kontributor, penjualan pertama umumnya datang setelah mengupload antara 50 hingga 200 konten. Ini bukan patokan mutlak, tetapi bisa dijadikan acuan awal.

2. Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas

Banyak yang berpikir bahwa semakin banyak karya yang diupload, semakin besar peluang untuk mendapatkan penjualan. Ini benar, tetapi hanya jika kualitas karya tetap dijaga. Shutterstock adalah platform dengan persaingan tinggi, dan hanya konten yang relevan, berkualitas tinggi, serta sesuai tren yang punya peluang besar untuk terjual.

Konten yang asal-asalan, kabur, atau memiliki kesalahan teknis kemungkinan besar tidak akan disetujui oleh reviewer, apalagi terjual.

3. Riset Pasar dan Tren Adalah Kunci

Daripada hanya fokus mengupload sebanyak mungkin, cobalah untuk melakukan riset tren konten yang sedang populer di Shutterstock. Gunakan tools seperti Google Trends, Shutterstock keyword suggestions, dan analisis portofolio top contributors.

Contoh konten yang sering laris antara lain:

  • Ilustrasi vektor bertema liburan dan perayaan

  • Foto lifestyle berkonsep alami

  • Template media sosial

  • Desain t-shirt dan merchandise

  • Flat design icons dan infografik

4. Peran Keyword yang Tepat Sangat Vital

Konten yang bagus tanpa keyword yang relevan sama saja seperti menaruh barang di gudang gelap. Gunakan 50 keyword yang benar-benar menggambarkan isi karya kamu. Kombinasikan antara keyword umum (seperti “background”, “vector”, “design”) dan keyword spesifik (seperti “ramadhan greeting vector”, “coffee cartoon mascot”).

5. Konsistensi dan Kesabaran Adalah Kunci

Banyak kontributor menyerah setelah mengupload 30–40 karya dan belum juga mendapatkan penjualan. Padahal Shutterstock adalah permainan jangka panjang. Semakin konsisten kamu mengupload, semakin algoritma mengenali kamu sebagai kontributor aktif dan memunculkan karya kamu di pencarian.

Saran: Tetapkan target minimal 100 konten pertama sebagai titik awal. Gunakan konten-konten itu untuk belajar dari feedback, memahami tren, dan terus meningkatkan kualitas.


Kesimpulan

Tidak ada jawaban pasti berapa banyak upload yang dibutuhkan untuk mendapatkan penjualan pertama di Shutterstock. Tapi secara umum, antara 50 hingga 200 konten adalah angka rata-rata yang sering disebutkan oleh banyak kontributor. Yang paling penting adalah menjaga kualitas, memperhatikan keyword, mengikuti tren, dan bersikap konsisten.

Jika kamu fokus, belajar dari setiap proses, dan tidak mudah menyerah, penjualan pertamamu hanya tinggal menunggu waktu.


Shutterstock pemula, jualan di shutterstock, penjualan pertama shutterstock, tips jualan microstock, cara jual vektor di shutterstock, cara jual foto online, jual gambar vektor, strategi jualan desain, microstock indonesia, ilustrator di shutterstock, jual desain digital, upload shutterstock berapa banyak, desain laku di shutterstock, cara dapat uang dari desain, jual foto online 2025, cara laku di microstock, riset keyword shutterstock, jualan vektor untuk pemula, ilustrasi yang laku, konten populer shutterstock, tips desain microstock, jualan digital art, platform jualan karya, cara riset tren desain, jual desain kaos, jualan di shutterstock 2025, penghasilan dari microstock, konten yang banyak dibeli, foto lifestyle shutterstock, jualan template desain, rekomendasi niche shutterstock, upload vektor shutterstock, upload rutin shutterstock, foto yang cepat laku, ilustrasi tren 2025, jual ikon vektor, cara cepat laku di shutterstock, jual poster digital, jualan art digital, karya pertama shutterstock, pendapatan shutterstock, jadi kontributor shutterstock, sukses di shutterstock, jual desain tanpa modal, cara daftar shutterstock, cara lolos review shutterstock, tips kontributor pemula, jualan desain online, jual konten digital

Share:

Kenapa Gambar Jelek Pun Bisa Laku di Microstock? Ini Jawabannya!



Kalau kamu baru mulai jualan di microstock, mungkin kamu pernah heran:
“Kok gambar seadanya, bahkan kelihatan jelek, bisa laku terus di microstock?”
Sementara karya yang menurutmu keren, artistik, dan niat banget justru... sepi pembeli.

Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak kontributor microstock, dari pemula sampai yang senior, pernah bertanya-tanya soal fenomena ini. Nah, di artikel ini, kita akan bongkar kenapa gambar yang "jelek" pun bisa laku, bahkan kadang lebih laku daripada gambar yang "bagus" versi kita.


1. Microstock Bukan Kontes Karya Seni

Yang pertama harus kamu pahami: microstock itu bukan lomba desain atau fotografi.
Microstock adalah pasar. Orang datang ke situs seperti Shutterstock, Adobe Stock, atau iStock bukan untuk menikmati keindahan gambar, tapi untuk mencari gambar yang mereka butuhkan.

Kebutuhan mereka seringkali praktis, bukan soal estetika:

  • Desainer butuh gambar cepat untuk klien mereka.

  • Blogger cari ilustrasi untuk mendukung artikel.

  • Perusahaan butuh foto untuk presentasi.

Selama gambar itu relevan dan memenuhi fungsi, masalah "jelek" atau "bagus" jadi nomor sekian.


2. Gambar Jelek = Gambar Spesifik

Kadang gambar yang kelihatan biasa aja, bahkan cenderung jelek, mewakili sesuatu yang sangat spesifik.

Contoh:

  • Foto jalanan becek.

  • Ilustrasi tangan memegang paku karatan.

  • Gambar kartun sederhana tentang sakit perut.

Bisa jadi, gambar seperti ini jarang ada yang buat, jadi persaingannya kecil. Pembeli yang butuh gambar itu, tidak punya banyak pilihan lain. Mau tidak mau, mereka beli walau tampilannya pas-pasan.

Ingat:
Spesifik dan dibutuhkan > Indah tapi tidak relevan.


3. Microstock Menyukai Kuantitas

Microstock mengandalkan stok — banyak gambar untuk banyak kebutuhan.
Pemain sukses di microstock sering bukan yang upload satu gambar "sempurna", melainkan yang upload ribuan gambar untuk berbagai macam situasi.

Logikanya sederhana:

  • Kalau kamu punya 100 gambar biasa-biasa aja, peluangmu lebih besar ketimbang 1 gambar super artistik.

  • Traffic ke portfolio kamu lebih banyak, kemungkinan pembelian juga naik.

Karena itu, gambar-gambar "jelek" yang banyak di-upload tetap punya peluang untuk laku, karena mereka memenuhi kebutuhan pasar yang luas dan beragam.


4. Banyak Pembeli Tidak Punya Standar Tinggi

Kenyataannya, tidak semua pembeli microstock adalah agensi besar atau desainer profesional.
Banyak dari mereka:

  • Blogger pribadi

  • Pemilik usaha kecil

  • Guru yang cari materi presentasi

  • Penulis buku indie

  • Content creator

Mereka lebih mementingkan konten yang cocok daripada kualitas visual super tinggi.
Selama gambar itu sesuai tema dan bisa digunakan, mereka oke-oke saja, bahkan tidak terlalu mempermasalahkan noise, komposisi yang kurang pas, atau style yang sederhana.


5. Emosi dan Cerita Lebih Penting

Gambar yang "jelek" kadang justru terasa lebih jujur, lebih relatable, dan menyampaikan emosi yang dibutuhkan pembeli.

Misalnya:

  • Foto buram seseorang tersenyum polos lebih menyentuh dibandingkan foto studio yang super kinclong.

  • Ilustrasi kartun canggung tentang kegagalan lebih mudah diterima daripada ilustrasi ultra-polished yang terasa terlalu formal.

Koneksi emosional membuat pembeli mau klik tombol beli — bukan semata-mata karena keindahan visualnya.


Kesimpulan: Fokus pada Kebutuhan, Bukan Sempurna

Kalau kamu mau sukses di microstock, berhenti terlalu keras mengejar "sempurna".
Tanyakan ini saat membuat karya:

  • Apakah gambar ini menyelesaikan masalah atau kebutuhan orang?

  • Apakah gambar ini relevan untuk industri tertentu?

  • Apakah gambar ini spesifik dan jarang ada stok serupa?

Kalau jawabannya "ya", maka peluang laku itu tetap ada — bahkan kalau menurutmu gambarnya "jelek".

Di dunia microstock, kebutuhan lebih penting daripada keindahan.
Upload terus, pantau tren, dan jangan takut berkarya meski kamu merasa gambar kamu belum sempurna. Karena siapa tahu, justru karya "biasa" itulah yang menghasilkan dollar pertamamu!

microstock indonesia, foto yang laku di microstock, upload shutterstock, shutterstock indonesia, tutorial foto, jualn foto online, jualan di shutterstock, fiverr addict

Share:

Fokuslah ke shutterstock dulu sebelum ekspansi ke platform lain



Ada beberapa alasan kenapa microstocker pemula sering disarankan untuk menjadi kontributor Shutterstock terlebih dahulu sebelum mencoba platform lain:

1. Proses Pendaftaran yang Relatif Mudah

Shutterstock memiliki proses pendaftaran yang lebih mudah dibanding beberapa platform lain, terutama untuk pemula. Persyaratan pengajuan karya awalnya cukup jelas, sehingga pemula bisa lebih cepat memahami standar platform microstock.


2. Traffic dan Pangsa Pasar yang Besar

Shutterstock adalah salah satu platform terbesar di industri microstock dengan basis pengguna global yang sangat besar. Ini memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan penjualan, bahkan untuk kontributor baru.


3. Feedback yang Berguna

Shutterstock memberikan feedback yang cukup spesifik untuk karya yang ditolak, seperti alasan teknis atau estetika. Hal ini membantu pemula belajar memahami standar kualitas di industri microstock.


4. Komisi dan Struktur Penghasilan yang Transparan

Sebagai pemula, penghasilan dari Shutterstock mungkin kecil di awal, tapi struktur komisinya cukup jelas. Anda bisa belajar memahami pola penghasilan dari microstock dan bagaimana meningkatkan portofolio untuk mendongkrak pendapatan.


5. Standar Karya yang Relevan

Shutterstock memiliki standar kurasi yang ketat, tetapi tidak seketat platform lain seperti Adobe Stock. Ini memberikan keseimbangan antara tantangan belajar dan peluang diterima.


6. Membantu Membentuk Portofolio Awal

Sebagai kontributor pemula, Anda dapat menggunakan pengalaman di Shutterstock untuk membangun portofolio berkualitas yang juga dapat diterima di platform lain. Jika sudah terbiasa dengan proses seleksi dan permintaan Shutterstock, biasanya lebih mudah mendaftar ke platform lain seperti Adobe Stock, iStock, Dreamstime dan lainnya.

Kesimpulan

Mulai dengan Shutterstock membantu pemula mempelajari dasar-dasar industri microstock tanpa terlalu banyak tekanan. Setelah memahami alur kerja dan mengembangkan portofolio yang solid, Anda bisa berekspansi ke platform lain untuk memperluas peluang penghasilan.

Share:

Seberapa besar perusahaan shutterstock?



Shutterstock adalah salah satu perusahaan terkemuka di industri microstock, dan skalanya sangat besar. Berikut adalah beberapa informasi mengenai ukuran dan pengaruh perusahaan ini:

Ukuran dan Cakupan Shutterstock

  1. Koleksi Aset

    • Shutterstock memiliki lebih dari 450 juta aset digital dalam portofolionya, termasuk foto, video, ilustrasi, musik, dan vektor.
    • Mereka terus menambahkan jutaan konten baru setiap bulan, yang berasal dari kontributor di seluruh dunia.
  2. Jangkauan Global

    • Shutterstock melayani pelanggan di lebih dari 150 negara dan menyediakan konten dalam 21 bahasa.
    • Basis penggunanya mencakup berbagai industri, mulai dari media, periklanan, hingga usaha kecil dan menengah.
  3. Jumlah Kontributor

    • Perusahaan memiliki lebih dari 2 juta kontributor aktif yang menyediakan konten.
  4. Pelanggan

    • Shutterstock memiliki lebih dari 2 juta pelanggan aktif, termasuk perusahaan besar seperti Google, BBC, dan Disney.

Keuangan dan Pendapatan

  1. Pendapatan Tahunan

    • Pada tahun 2022, Shutterstock melaporkan pendapatan sebesar $773 juta, yang menunjukkan stabilitas dan pertumbuhan di sektor ini.
  2. Model Bisnis

    • Shutterstock menggunakan model langganan dan pay-per-download, yang menjadikannya fleksibel untuk berbagai jenis pengguna.

Posisi di Industri

  • Salah Satu Pemimpin Pasar: Shutterstock adalah salah satu dari "Big Four" di industri microstock, bersama dengan Adobe Stock, iStock, dan Getty Images.
  • Inovasi Teknologi: Perusahaan ini berinvestasi dalam teknologi seperti pencarian berbasis AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Nilai Pasar

  • Shutterstock terdaftar di Bursa Efek New York (NYSE) dengan kode saham SSTK. Pada puncaknya, kapitalisasi pasarnya mencapai miliaran dolar.

Relevansi untuk Kontributor

Sebagai salah satu platform microstock terbesar, Shutterstock adalah tempat yang sangat kompetitif. Namun, karena basis pengguna yang luas, potensi penjualan aset juga sangat besar.

Share:

Ditolak shutterstock dengan alasan "similar konten"


























"Similar content" atau "konten yang mirip" adalah istilah yang digunakan oleh Shutterstock untuk menjelaskan bahwa konten yang Anda unggah sudah ada di dalam basis data mereka atau mirip dengan konten yang sudah ada. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan, diantaranya:

  1. Konten yang sama atau mirip sudah diunggah oleh pengguna lain sebelumnya.
  2. Konten Anda mirip dengan konten yang sudah ada di situs lain atau di internet.
  3. Konten Anda terlalu mirip dengan konten yang sudah ada di Shutterstock, sehingga tidak memenuhi persyaratan konten unik.
  4. Konten Anda dibuat dengan menyalin atau menirukan konten yang sudah ada.
  5. Konten Anda mengandung unsur-unsur yang dilindungi hak cipta, seperti logo, font, atau ilustrasi yang dilindungi hak cipta.

Untuk mengatasi masalah ini, Anda dapat mengubah konten Anda dan pastikan bahwa konten yang Anda unggah adalah unik dan tidak melanggar hak cipta. Juga, Anda dapat mencari informasi lebih lanjut tentang persyaratan konten Shutterstock dan mengikuti panduan mereka untuk menghindari masalah ini di masa depan.
Share:

Tips menulis deskripsi logo dan foto di shutterstock

Pagi-pagi sudah duduk didepan laptop dengan segelas kopi pahit, belum cuci muka apalagi mandi, masih pakai kolor pula :D, ya beginilah online freelancer.

Selamat pagi ya freelancer mania dimanapun anda berada, di kesempatan kali ini saya mau share ke kalian cara saya menulis deskripsi sebuah logo dan foto untuk di upload di shutterstock ya. Sebenarnya saya gak kepikiran bakal ada yang nanya tentang ini karena saya pikir ya nulis deskripsi itu gampang gampang aja, tapi karena banyak yang nanya okelah saya buatkan pembahasannya.

1. Penulisan deskripsi logo: Dimulai dari logo ya, untuk deskripsi logo ini sebenarnya gak usah terlalu rumit ya deskripsinya, kalau saya biasanya hanya beberapa unsur, yaitu warna dan bentuk, itu saja sebenarnya sudah cukup, dan sebaiknya hindari kata kata "vector" di penulisan deskripsi ini. Karena walaupun yang kita upload adalah format vector, shutterstock akan mengconvertnya jadi beberapa ukuran dalam format JPG juga, mulai dari JPG ukuran Large, Medium, Small, dan vector itu sendiri, jadi buyer juga bisa memilih file JPG nya, tidak harus vector. Untuk contoh penulisannya seperti ini:

"Grey and red color of AC initial logo", Unsur warnanya adalah "Grey and red" dan unsur bentuknya adalah "AC initial letter" bisa juga ditambahkan "circle" karena bentuknya adalah bulat atau melingkar. Dan juga biasanya saya usahakan minimal 5 karakter huruf buat penulisannya ya, sedikit lebih panjang lebih baik, karena semakin unik, jadi buyer yang mau nyari di pencarian google maupun pencarian di shutterstock lebih gampang menemukannya. Kalau untuk jenis vector lain sperti desain illustrasi, banner, business card dan lain sebagainya, intinya sama ya seperti penulisan deskripsi logo ini.

2. Penulisan deskripsi foto: Nah kalau untuk foto sebenarnya agak mirip juga dengan penulisan deskripsi logo kalau untuk foto jenis "Commercial", yaitu unsur warna dan bentuk/atau object apa yang ada di dalam foto tersebut, bisa juga ditambahkan unsur tempat dan waktu, contohnya seperti ini:

"Three beautiful white flowers in the garden", Unsur warnannya adalah "White", unsur objectnya adalah "flower" dan ada juga unsur tempat "garden", bisa juga ditambahkan unsur waktu, misalnya "during the day", tinggal kita cari saja kata-kata penghubung yang tepat agar artinya tetap nyambung ya, jadi tidak asal nyusun kalimatnya. Ini juga berlaku untuk video ya, untuk yang mau upload video kurang lebih deskripsinya sama seperti ini.

Itu tadi kalau untuk foto "Commercial" ya, sekarang kalau untuk foto "Editorial", untuk yang belum tahu penjelasan atau bedanya foto Commercial dan Editorial bisa baca dulu postingan saya sebelumnya, atau bisa KLIK DISINI.

Oke, jadi untuk khusus foto jenis editorial ini harus ada unsur jurnalistiknya, yaitu unsur 5W1H, ( What, who, why, when, where, dan How). Dalam bahasa indonesia, What: Apa?, Who: Siapa?, Why: Mengapa?, When: Kapan? , Where: Dimana?, How: Bagaimana?
Tapi pada prakteknya, kadang tidak terlalu lengkap tidak apa-apa, misalnya tidak ada unsur "How" atau "Why", juga bisa diterima. Jadi contoh penulisannya bisa seperti ini,

"Yogyakarta Indonesia, 31 may 2021: a woman wearing a long-sleeved shirt is taking a photo of the reliefs of the Prambanan temple"

Kenapa harus panjang dan ribet ? ya karena foto editorial ini difungsikan sebagai foto pelengkap jurnalistik atau berita, media cetak maupun online, jadi sebisa mungkin informasi fotonya harus sejelas mungkin, paling tidak itu syarat yang diminta oleh pihak shutterstock ya, walaupun kadang buyer ketika membeli atau mendownload foto tersebut mereka hanya ingin tahu apa object utama foto tersebut, tanpa mau tahu kapan dan siapa yang ada di foto tersebut.

Jadi sampai disini kalian bisa tahu dan mengerti ya bagaimana saya menuliskan deskripsi pada logo dan foto yang saya upload di shutterstock. Jika masih ada yang bingung bisa tuliskan saja pertanyaan kalian di kolom komentar, nanti jika sempat akan saja jawab satu persatu.

Sekian dulu pembahasan kali ini, kita ketemu lagi di pembahasan-pembahasan selanjutnya, dan Terima Kasih.

Background photo created by rawpixel.com - www.freepik.com
Share:

Bagaimana nasib online freelancer di masa pandemi?

Hai freelancer mania, bagaimana kabar kalian? Sudah divaksin belum? Atau malah ada yang lagi berjuang buat sembuh dari virus covid19 ? Apapun keadaan kalian saya doakan semoga segera pulih ya, dan yang pekerjaan dan usahanya mulai sepi karena dampak pandemi saya doakan juga semoga semakin membaik.

Kembali lagi di blog fiverr addict, kali ini saya akan membahas nasib online freelancer dikala pandemi ini, khususnya yang saya alami ya, karena saya sudah bertahun tahun jadi online freelancer, dari sekitar tahun 2012 saya sudah mulai kerja di depan laptop. Saya mulai dari menjual jasa desain grafis di fiverr.com, mengerjakan orderan atau pesanan desain yang 99% orang luar negeri semua. Dan sebenarnya tidak di fiverr saja, ada beberapa tempat jualan jasa online lainnya, ada juga pekerjaan saya yang jual produk desain, desain kaos misalnya, pokonya banyak lah, setiap pekerjaan online yang saya anggap saya bisa pasti saya coba dan lakuin, dan yang baru-baru ini saya coba dan mulai saya tekuni adalah jualan desain dan foto di situs microstock yaitu shutterstock.

Nah, kalau hubungannya dengan masalah pandemi ini sebenarnya ada pengaruh gak sih untuk para pekerja online?, kalau kebanyakan pekerja online saya gak tahu ya, kali ini saya akan bahas tentang yang saya alami saja. Yang saya alami di masa pandemi ini untuk masalah pekerjaan dari segi RUTINITAS sebenarnya tidak ada perubahan dan efek yang signifikan, saya masih setia kerja di depan laptop, komputer, atau gadget saya. Paling yang agak berpengaruh untuk rutinitas pekerjaan yang kadang keluar rumah, hunting foto misalnya, karena saya juga jualan foto di shutterstock, mungkin agak terhalang kebijakan pemerintah terkait PPKM jadi gak terlalu leluasa untuk keluar rumah, paling hunting foto di tempat-tempat yang gak terlalu jauh dari rumah, atau bahkan hanya di halaman rumah, tapi untuk pekerjaan lain tidak ada pengaruh secara rutinitas. 

Nah kalau tadi efek dari segi RUTINITAS, sekarang kalau dari segi PEMASUKAN, pengaruh gak sih?
Dari segi pemasukan atau earning sendiri sebenarnya agak berpengaruh di kerjaan fiverr saya, agak menurun, ya walupun gak banyak ya, karena pendemi ini tidak dipungkiri berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Jadi orang-orang atau klien yang membeli jasa ke saya memang agak berkurang dibandingkan sebelum pandemi, tapi yang saya rasakan memang tidak terlalu merosot tajam. Tapi saya yakin pengaruh yang saya alami dan dialami seller lain di fiverr pasti berbeda ya, ada banyak faktor juga yang mempengaruhi ramai tidaknya orderan yang masuk di fiverr. Dan sampai sekarang pun fiverr masih menjadi pemasukan utama atau terbesar saya, sebagai "active income" yang saya padukan dengan "pasif income" dari jualan saya di shutterstock.

Menurut saya pribadi terlepas dari pengaruh besar kecilnya pandemi terhadap pekerjaan online freelancer ini, saya yakin pekerjaan online freelancer adalah salah satu pekerjaan yang akan tetap bisa bertahan di kondisi pandemi ini, karena bahkan kita hampir tidak perlu keluar rumah untuk melakukannya, dibandingkan banyak pekerjaan diluar sana yang dilakukan secara offline yang ternyata banyak memecat atau merumahkan para pegawainya. Mungkin ini juga bisa membuat kita semakin sadar perlunya pekerjaan sambilan atau pekerjaan kedua, agar kita tetap punya cadangan pemasukan saat keadaan sulit sekalipun.

Nah untuk teman-teman freelancer lainnya gimana nih? seperti apa pengaruhnya dengan bisnis kalian? kalian bisa share di kolom komentar.

Sekian dulu tulisan saya kali, semoga bisa menjadi sedikit gambaran tentang bagaimana nasib pekerjaan online freelancer dikala pandemi ini, mungkin bisa jadi acuan juga buat teman-teman yang baru mau mendalami bisnis semacam ini.

Jangan lupa juga subscribe channel youtube "Fiverr Addict".

Selamat pagi!


imags source 
Business photo created by marymarkevich - www.freepik.com
Share:

Cara upload foto EDITORIAL di shutterstock? gampang di APPROVE

Selamat pagi siang sore atau malam freelancer mania, kembali lagi nih di blog fiverr addict. Semoga temen-teman semua masih setia baca artikel di blog fiverr addict ini, dan juga nonton video youtube di channel fiverr addict.

Nah untuk pembahasan kali ini, masih seputar dunia microstock, yaitu shutterstock, karena mimin sendiri lagi fokus di dunia microstock khususnya shutterstock ini. Nah pembahasannya mengenai cara upload foto jenis editorial, tapi sebelumnya teman-teman harus tahu dulu nih, apa itu foto editorial, jadi foto editorial itu adalah foto yang fungsinya hanya bisa dan hanya boleh untuk kepentingan berita, media cetak maupun media online, termasuk juga buat kebutuhan penulisan di blog, karena biasanya artikel di blog atau website mengandung unsur berita atau jurnalistik. Dan foto editorial ini pastinya tidak boleh untuk kebutuhan komersial, contohnya iklan baliho, pamflet, brosur, banner iklan, kebutuhan iklan di TV dan lain sebagainya.

Nah kualifikasi foto yang pantas untuk masuk ketegori editorial antara lain, karena di foto terdapat logo, karya seni, orang, bangunan bersejarah, dan harus real bukan editan atau gabungan beberapa foto dijadikan satu. Sebenarnya kualifikasi foto yang mengandung gambar orang, karya seni, logo, atau bangunan bersejarah juga bisa dimasukkan kualifikasi foto komersial bukan editorial, tapi harus mengikutsertakan dokumen model rilis atau properti rilis, semacam perjanjian atau peryataan yang menyataka foto tersebut diperbolehkan untuk dijual secara komersial. Tapi jika tidak memungkinkan ya kita masukkan saja di kualifikasi foto editorial, ya mungkin karena sulit mendapatkan model rilis atau properti rilisnya, contohnya kita tidak kenal orang yang ada di foto karena kita shot foto di tempat wisata yang banyak orang dan tidak mungkin meminta model rilis satu per satu.

Karena foto editorial ini mengandung unsur jurnalistik atau pemberitaan, jadi tidak membutuhkan spesifikasi yang tinggi, yang penting fotonya jelas dan tidak membingungkan orang, jadi kemungkinan di approve oleh shutterstock semakin besar.

Nah berikut ini langkah-langkahnya untuk upload foto di shutterstock:

1. Untuk langkah pertama, kalian bisa edit sedikit warna atau kontras fotonya agar tidak terlalu gelap atau terlalu terang bisa pakai aplikasi apa saja, bisa di laptop bisa juga di smartphone.

2. Kemudian langkah kedua kalian buka dasbor shutterstock dan drag foto kalian

3. Kemudian kita klik dulu nih pilihan "editorial"

4. Step selanjutnya kita isikan deskripsi, nah di step ini perlu diperhatikan ya, khusus foto editorial deskripsi harus mengandung unsur 5W1H ( What, who, why, when, where, dan How)

What : Apa?

Who : Siapa?

Why : Mengapa?

When : Kapan?

Where : Dimana?

How : Bagaimana?

Tapi pada prakteknya, kadang tidak terlalu lengkap tidak apa-apa, misalnya tidak ada unsur "How" atau "Why", juga bisa diterima.

Jadi contoh penulisannya bisa seperti ini,

"Yogyakarta Indonesia, 31 may 2021: a woman wearing a long-sleeved shirt is taking a photo of the reliefs of the Prambanan temple"

5. Lalu selanjutnya jangan lupa pilih kategori fotonya.

6. dan terakhir isikan keyword dan kemudian klik submit

Oke, selesai sudah langkah-langkah upload foto editorial di shutterstock, tinggal nunggu pihak shutterstock mereview fotonya. Saya sendiri biasanya jarang ditolak kalau upload foto editorial, kalau pun ditolak biasanya karena keyword atau deskripsinya kurang relate dengan foto. Jadi buat freelancer mania sekalian silahkan kalau mau mencoba tips ini, semoga bisa bermanfaat ya. Kita ketemu lagi di pembahasan selanjutnya, terima kasih #fiverraddict



Share:

Upload foto ditolak shutterstock karena alasan blur? ada solusinya nih


Selamat pagi siang sore atau malam freelancer mania, bagaimana kabar teman-teman semua? apakah masih giat dan rajin menjalankan kerjaan onlinenya atau malah sudah menyerah? Semoga jangan ya kalau menyerah, kalau capek istirahat dulu, tapi jangan sampai menyerah. Ingat, cicilan masih banyak:D

Untuk episode kali ini fiverr addict bakal membahas bisnis online didunia microstock lagi, yaitu shutterstock. Jadi yang mau fiverr addict bahas adalah tentang foto yang kita upload ternyata ditolak oleh pihak shutterstock karena alasan blur atau out of focus, ya walaupun sudah dianggap fotonya bening dan tidak blur, ternyata masih aja ditolak dengan alasan blur atau out of focus. Memang banyak contibutor shutterstock yang pada bingung dan bertanya-tanya kenapa bisa ditolak karena alasan blur, ada yang mengira karena tukang review shutterstocknya kurang teliti, ada juga yang mengira tukang review di shutterstock ini adalah system bukan orang asli, jadi mereka menganggap itu kesalahan system yang mengakibatkan foto yang diupload ditolak karena alasan blur atau semacamnya.

Nah, kalau dari versi fiverr addict sendiri, punya satu solusi yang wajib dicoba nih, daripada menebak-nebak kenapa bisa ditolak dengan alasan foto blur padahal kita yakin foto kita tidak blur. Mending kita siasati saja foto yang ditolak tersebut dengan cara kita buat fotonya jadi sekalian "full blur", karena ternyata foto blur ini ada pasarnya sendiri, ada peminatnya sendiri, misalnya untuk background flyer, brochure, background video dan kebutuhan lainnya, contohnya seperti foto dibawah ini, 

Ini cara yang fiverr addict lakukan sudah berkali-kali dan hasilnya cukup memuaskan, justru setelah dibuat full blur menggunakan aplikasi photoshop, ternyata seringnya malah di approve oleh shutterstock, dan beberapa foto juga malah sudah berhasil laku atau didownload oleh buyer. Tapi ingat ya, menurut pengalaman fiverr addict sendiri trik ini memang berhasil, tapi tidak menutup kemungkinan juga fotonya ada yang tetap ditolak karena faktor yang mungkin susah dicari tahu.

Gimana nih sobat freelancer mania sekalian, bisa tuh buat dicoba triknya, masalah berhasil atau tidak, dicoba saja dulu. Untuk praktek cara bikin blurnya di photoshop, bisa nih tonton videonya di channel youtube fiverr addict dibawah ini,



Share:

Loh, review shutterstock kok sampai 21 hari?

Hei freelancer mania, selamat pagi siang sore atau malam, kembali lagi dengan fiverr addict, di kesempatan kali ini saya mau menanggapi pertanyaan tentang shutterstock, pertanyaan yang lumayan sering ditanyakan temen temen semua, yaitu tentang durasi review di shutterstock kenapa sampai 21 hari, dan sebenarnya saya sudah sering menanggapi dan menjawab pertanyaan ini di komentar komentar teman teman semua, nah biar semuanya pada tahu juga, saya bakal jawab disini saja.

Oke jadi jika kalian lihat di dashboard shutterstock ada tulisan "21 hari", itu sebenarnya bukan durasi atau lama waktu shutterstock mereview design atau foto yang telah kita upload, karena lama review hanya maksimal 5 hari, seringnya lebih cepat, kadang cuma 1 sampai 2 hari, tapi kadang juga saya pernah cuma gak sampai 1 jam sudah selesai direview.

Nah file yang menunggu direview akan ada di tab "pending" dan ketika selesai direview, file kita akan masuk atau pindah di tab "reviewed", nah kalau tulisan 21 hari itu adalah lama waktu design atau foto kita ada atau tampil di tab "reviewed", dimana tab "reviewed" ini berisi files yang sudah selesain direview, di approve maupun ditolak. Jadi tab "reviewed" in cuma semacam informasi saja, nah setelah 21 hari file kita disini akan otomatis hilang atau dihapus oleh system, jadi sebenarnya tidak usah diperhatiin ini, gak terlalu penting.

Kalau untuk file yang di approve akan segera online dan tayang di halaman shutterstock, bisanya langsung atau nunggu beberapa saat untuk bisa online di shutterstock, maksimal 3 hari, jadi kalau file kalian sudah di approve tapi belum online, tunggu saja maksimal 3 hari.

Jadi gitu ya, semoga yang bingung bisa mulai mengerti dan paham sama penjelasan saya tadi. tapi kalau ada yang masih bingung bisa nanya di kolom komentar, nanti saya jawab kalau sempet.

Oke, kita ketemu di konten selanjutnya, dan terima kasih

Share:

Minimal spek handphone untuk bisa jualan foto di shutterstock

Selamat pagi siang sore atau malam freelancer mania, selamat datang kembali di blog fiverr addict, blog yang membahas tentang dunia freelancer atau pekerjaan online. Pembahasan kali ini tentang shutterstock lagi. Ternyata banyak ya yang bertanya di blog atau channel youtube fiverr addict yang menanyakan tentang spek handphone seperti apa yang bisa untuk jualan foto di shutterstock. jadi ini khusus foto dulu ya saya bahasnya.

Jadi untuk aturan di shutterstock sendiri tidak membahas secara spesifik tentang alat apa dan seperti apa untuk syarat bisa berjualan foto di lapak mereka, saya dulu pertama kali join di shutterstock juga agak bingung sebenernya, jadi dulu waktu saya mulai ya saya mulai dari apa yang saya punya dulu, dulu kalau untuk foto pake handphone saya pakai handphone merk oppo versi F1S, kalau untuk sekarang bisa dikatakan handphone kentang, itu juga handphone beli second cuma 500 apa 600an ribu dulu saya beli dari temen. Dan ternyata juga bisa saya pakai dan foto-foto yang dihasilkan pun banyak yang di approve di shutterstock ya walaupun tetap ada juga yang ditolak karena alasan noise, blur dan lain sebagainya.

Saya juga pernah iseng iseng foto pakai handphone jadul saya lainnya yaitu andromax smartfreen yang saya anggap speknya jauh lebih rendah dari hp oppo saya tadi, beberapa kali juga berhasil di approve, walaupun hasilnya kalau saya rasa gak terlalu bagus memang.

jadi intinya fokus dulu sama apa yang kita punya, baru kalau sudah ada hasilnya kita bisa beli peralatan yang lebih bagus. Tidak perlu terburu buru, nikmati saja prosesnya ya. Dicoba aja dulu, tapi saya rasa handphone smartphone jaman sekarang sih kebanyakan sudah bisa ya dipakai, kameranya juga sudah canggih canggih. Ya intinya yang penting handphone kalian ada kemeranya dan bisa diinstal aplikasi contributor shutterstock lah ya. kalau sudah ada keduanya itu, udah lah pede aja, coba aja buat jeprat jepret foto dan upload ke shutterstock.

kalau kalian kebanyakan mikir pengen alat ini itu nanti malah gak jadi jadi, udah mulai aja dari yang kita punya. maksimalkan dulu, dicoba dulu. siapa tahu bisa.

Mungkin segitu aja ya pembahasan singkat kali ini, semoga bermanfaat, bisa sedikit membuka pikiran temen temen semua dan semoga sedikit memotivasi. terima kasih yang sudah berkunjung di blog ini, jangan lupa juga subscribe channel youtube fiverr addict. dan sampai jumpa di konten dan pembahasan selanjutnya, terima kasih

Share:

Metode penarikan uang di shutterstock

Hei selamat pagi siang sore atau malam freelancer mania dimanapun anda berada, semoga kalian semua tetap diberi kesehatan ditengah pandemi yang lagi menyerang sekarang, dan tetap semangat untuk mencari pengasilan di shutterstock, karena pada episode kali ini saya akan membahas shutterstock lagi.

Kali ini topiknya adalah cara setting atau menambahkan metode penarikan uang kita di shutterstock, karena banyak yang bertanya, gimana sih cara narik bayaran dari shutterstock. Nah untuk penarikan uang di shutterstock ini untuk sekarang ada tiga metode yang diperbolehkan oleh pihak shutterstock, yaitu lewat paypal, payoneer, dan satu lagi skrill, jadi tinggal kalian sesuaikan sama keadaan kalian, punya akun apa, paypal kah, payoneer, atau skrill. Nah baru setelah masuk di akun paypal atau payoneer atau skrill kalian, kalian bisa langsung menariknya ke rekening bank lokal kalian. Untuk minimal penarikannya mulai dari $35 sampai $2000 ya, tidak bisa dibawah $35, jadi setelah saldo di akun kalian mencapai minimum penarikan, akan otomatis terkirim ke akun paypal, payoneer atau skrill kallian, biasanya diantara tanggal 1 sampai 15. Nah untuk lebih jelasnya, kalian bisa tonton videonya di channel fiverr addict dibawah ini.



Share:

Jualan di shutterstock, mending jualan apa biar dapet banyak dollar?

Selamat pagi siang sore atau malam freelancer mania, selamat datang lagi di blog fiverr addict, semoga keadaan teman-teman semua sehat dan bahagia. Hari ini saya mau menanggapi pertanyaan yang lumayan sering ditanyakan freelancer mania tentang shutterstock, yaitu pertanyaan "Mending di shutterstock jualan apa? foto, logo, footage atau illustrasi?".

Nah langsung saja saya jawab ya, jadi kalau freelancer mania sekalian bingung mau jualan apa di mau jualan di shutterstock, terus bingung apa sih yang laku di shutterstock, mending kita buat pikiran kita sesederhana mungkin dulu ya, jangan terlalu mikir kesana kesini. Kita mulai saja dari yang dekat dekat, contohnya, pikirkan saja dulu kita paling bisa jualan apa, punya keahlian apa, mulai saja dari keahlian dan sumber daya yang kita punya dulu, Misalnya kalau kalian pengen bikin complex illustration tapi tidak atau belum punya keahlian, belum punya alat, belum punya waktu, ya malah kalian tambah bingung, belum mulai malah sudah menyerah dulu karena gak bisa eksekusinya.

Jadi mulai saja dari yang kita bisa, jangan ikut ikut orang, ya bukannya gak boleh ikutan orang sih sebenarnya, cuma ya bertahap aja dulu, biasanya yang gampang ya jualan foto, karena sebagian besar orang pasti punya smartphone, nah foto aja pake smartphone, lalu bisa edit dan upload ke shutterstock juga lewat smartphone, ada aplikasi namanya contributor shutterstock yang berfungsi untuk upload, dan untuk edit fotonya kalau mau diedit bisa pakai aplikasi snapseed, atau aplikasi lain juga boleh, karena banyak banget aplikasi edit foto di playstore atau appstore.

Oke, buat teman teman yang sedang dan baru mau mulai berjuang, selamat berjuang, jangan malas malasan biar tabungan dollarnya tambah banyak.

Dan yang mau lebih tahu dunia online fresslancer, bisa buka channel youtube "fiverr addict".

Terima kasih

Share:

Berburu dollar: Nyari dollar di internet dari jualan di shutterstock pakai ipad

Hei selamat pagi siang sore atau malam teman teman freelancer mania ssekalian, kembali lagi kita ketemu di blog fiverr addict. Kali ini topiknya shutterstock lagi ya, berburu dollar dari shutterstock. Saya mau share ke kalian cara saya menggambar menggunakan aplikasi adobe fresco di ipad, jadi aplikasi adobe fresco in kita bisa menggambar dalam format vector atau pixel/bitmap. Kita jua bisa upload karya kita ke shutterstock langsung lewat aplikasi shutterstock di ipad, bisa juga kita pindahkan dulu ke laptop baru kita upload ke shutterstock. 

jadi yang sehari hari menggunakan ipad mungkin bisa mencobanya, nah untuk jelasnya proses saya menggambar lewat aplikasi adobe fresco di ipad bisa tonton video saya di channel youtube "fiverr addict", cek di bawah ini:



Share:

Berburu dollar: Edit foto di adobe photoshop untuk dijual di shutterstock biar dapet dollar

Hei selamat pagi freelancer mania, selamat datang lagi di blog fiverr addict, membahas shutterstock lagi, kita berburu dollar lagi di shutterstock, kali ini saya mau share lagi cara saya mengedit foto menggunakan software adobe photoshop untuk dijual atau diupload ke situs microstock yaitu shutterstock, dan juga cara saya menulis deskripsi menggunakan google translate, jadi buat yang gak bisa bahasa inggris juga masih bisa ikutan berburu dollar disini.

Banyak diantara freelancer mania bertanya bagaimana cara edit foto untuk mebuat kemungkinan foto kita diapprove lebih besar, tapi bukan berarti tidak bisa ditolak ya. Nah jadi tujuan edit foto dulu sebelum di upload diantaranya adalah mengurangi noise di foto, menghilangkan object object yang dirasa menggangu atau membuat foto jadi ditolak, membenarkan posisi foto karena miring mungkin, memunculkan warna, dan masih banyak lagi, nah untuk lebih jelasnya kalian bisa cek video youtube saya di channel fiverr addict dibawah ini:



Share:

Jualan foto di internet pakai HP - episode 2

Hey freelancer mania, elamat pagi siang sore atau malam, selamat datang lagi di blog fiverr addict, blog yang membahas tentang dunia online freelancer.

Hari ini saya mau share lagi cara saya edit dan upload foto untuk dijual di situs microstock yaitu shutterstock, gak jauh beda dengan tutorial saya kemarin tentang jual foto lewat hp, kali ini sama hanya beda aja foto yang saya upload, kalian bisa simak juga cara saya mengedit foto sebelum saya upload semua hanya pake HP atau smartphone, dan aplikasi juga bisa didownload di playstore atau appstore, untuk lebih jelasnya kalian bisa simak video saya di channel fiverr addict dibawah ini, semoga bisa membantu teman teman freelancer mania yang mau mulai mencari uang dirumah aja hanya lewat HP atau smartphone:




Share:

Jualan foto di shutterstock cuma pakai HP

Selamat pagi siang sore ataupun malam freelancer mania dimanapun anda berada, semoga kalian dalam keadaan sehat selalu. Di kesempatan kali ini saya mau share ke freelancer mania sekalian tentang cara saya jualan foto di shutterstock hanya pakai HP atau smartphone ya, karena setelah saya baca komentar di blog dan youtube channel fiverr addict, banyak ya ternyata yang belum punya komputer atau laptop, atau ada juga yang punya laptop tapi males aja makainya.

Nah kali ini tutorialnya untuk pengguna HP atau smartphone, pasti freelancer mania punya dan tiap hari pasti dipakai, dan juga bisa dirasa sangat simpel ya kalau pake HP atau smartphone, tinggal foto jeprat jepret pakai smartphone, edit pakai smartphone, kemudian upload dan jual ke shutterstock juga lewat smartphone. Nah untuk lebih jelasnya lagi, yuk buka dan tonton video tutorialnya di channel youtube fiverr addict dibawah ini:



Share:

Tutorial edit foto untuk dijual di website SHUTTERSTOCK

Selamat pagi, siang sore atau malam freelancer mania dimanapun anda berada, semoga kalian dalam keadaan sehat ya, karena situasi saat ini sedang kacau karena virus covid-19. Di kesempatan kali ini saya mau share cara saya mengedit sebuah foto untuk kemudian saya upload dan jual di website microstok yaitu SHUTTERSTOCK, sebenarnya dari kemarin saya sudah sering share upload dan jualan di shutterstock tapi untuk logo, nah kali ini gantian tutorial untuk jualan foto si shutterstock, karena dari kemarin banyak freelancer mania yang menanyakan, untuk edit foto ini biasanya saya pake adobe lightroom atau photoshop, tapi lebih serin pakai photoshop sih, nah yang mau tahu lebih detailnya seperti apa, bisa neh cek videonya di channel youtube fiverr addict, dibawah ini:

 



Share:

Logo ditolak shutterstock apa boleh diupload ulang?


Hei freelancer mania, apa kabar? kita ketemu lagi di blog fiverr addict, kali ini saya akan membahas shutterstock lagi, ada beberapa freelancer mania yang bertanya, boleh gak sih logo yang sudah kena reject olah shutterstock kita reupload atau kita upload lagi ke shutterstock?

Jawabannya ya sangat boleh, tergantung apa alasan logo tersebut ditolak, kita perbaiki dulu sebelum nantinya kita upload ulang, misalnya jika sebuah logo ditolak karena similar konten atau dianggap logo itu menyerupai logo yang pernah kita upload atau logo orang yang pernah diupload ya kita modifikasi dulu logo kita agar terlihat lebih unik, mungkin bisa ganti warna atau modifikasi sedikit bentuknya, kemudian juga kita bisa sedikit memodifikasi deskripsi dan keywordnya, kemudian baru kita upload ulang, ouw iya, untuk lebih menjelaskan, kalian bisa tonton video dibawah ini untuk contoh kasusnya:



Share:

Logo seperti apa yang laku di shutterstock?

Selamat pagi freelancer mania, ketemu lagi dengan fiverr addict disini, kali ini saya akan membahas beberapa pertanyaan dari freelancer mania tentang logo seperti apa yang laku dijual di shutterstock, banyak contributor shutterstock yang baru join di shutterstock bingung harus membuat logo seperti apa untuk dijual di shutterstock.

Jadi pada dasarnya semua jenis logo bisa terjual di shutterstock tanpa ada batasan tema atau kategori, karena di shutterstock ini pasarnya dunia ya, jadi kalian buat logo aja se-nemunya inspirasi, kalau bisa 1 tema ya silahkan, tapi kalau sukanya campur campur ya silahkan juga.

Disini saya tunjukin 4 logo sederhanya saya yang telah terjual beberapa kali di shutterstock:


1. Yang pertama ini adalah logo dari gabungan huruf Z dan O, font nya pun cuma dari font arial yg saya modifikasi saya kasih warna putih dan background kuning emas, ini sudah terjual atau terdownload sebanyak 5 kali dengan nilai $ 1,84












2. Kemudian yang kedua ini hanya huruf R, fontnya arial lagi kalau gak salah, cuma saya masukin ke dalam bentuk lingkaran dan saya panjangkan kakinya aja, sudah terjual atau terdownload sebanyak 11 kali dengan nilai $ 1,92, cukup lumayan banyak mengingat logo ini sangat sederhana.











3. Untuk yang ke tiga, yang tak kalah sederhanyanya, ini adalah huruf M yang saya masukkan ke dalam bentuk hexagon kemudian sedikit saya potong bawahnya, saya kasih warna biru dengan background hitam, baru terdownload 1 kali sih ya dengan nilai $0.10. lumayan lah ya, terdownloadnya juga pas saya lagi tidur.











4. Dan yang terakhir logo yang mau saya tunjukin, ini adalah symbol love saya tumpuk sama symbol crown atau mahkota, baru terdownload 1 kali sih ya, tapi nilainya cukup lumayan $ 10,72




















Jadi kesimpulannya, logo apapun bisa terjual atau terdownload di shutterstock, logo logo sederhanya sekalipun, dan unutk nilai downloadnya atau uang yang kita terima pun memang beda beda, tergantung paket pembelian apa yg dipakai si klien untuk mendownload, lisensi apa yg dibeli oleh si klien, dan juga level berapa akun shutterstock kita, dan juga masih ada faktor faktor lain yang mempengaruhi nilai download kita.
Jadi jangan dilihat dari kecil nilai per downloadnya ya, karena 1 logo saya bisa terdownload bahkan sampai ratusan atau ribuan kali, dan jangan lupa juga kita lagi tidurpun, penjualan logo kita akan tetap berjalan, uangpun tetap masuk ke akun kita tanpa kita harus buka akun kita setiap saat.

Kalian masih bisa sibuk dengan hobi dan rutinitas kalian sembari duit dari shutterstock tetap masuk. Jadi shutterstock ini sangat cocok buat disebut bisnis pasif income.

Oke, kalau masih ada yang bingung, bisa kalian tanyakan di kolom komentar, saya jawab jika sempat,
oke kita ketemu lagi di video selanjutnya. terima kasih


Share:

Follow blog ini

Featured Post

Semua Sudah Serba Online, dan Loe Masih Kerja di Kantor?

Berlangganan lewat email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Blog Archive

Followers