Blog para freelancer

Showing posts with label shutterstock pemula. Show all posts
Showing posts with label shutterstock pemula. Show all posts

Butuh berapa banyak upload untuk dapat penjualan pertama di shutterstock?



Bagi para desainer grafis, fotografer, dan ilustrator yang baru memulai karier di dunia microstock, khususnya di Shutterstock, pertanyaan paling umum yang sering muncul adalah: "Berapa banyak karya yang harus saya upload agar bisa mendapatkan penjualan pertama?" Jawabannya mungkin tidak sesederhana angka pasti, karena banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari kualitas karya, jenis konten, hingga strategi tagging yang digunakan.

1. Tidak Ada Angka Ajaib, Tapi Pola Bisa Diamati

Tidak ada jumlah pasti berapa banyak konten yang harus diupload sebelum mendapatkan penjualan pertama. Beberapa kontributor bisa mendapatkan penjualan dengan hanya 10–20 konten, sementara yang lain butuh ratusan bahkan ribuan karya sebelum terjadi transaksi pertama.

Namun, berdasarkan pengalaman banyak kontributor, penjualan pertama umumnya datang setelah mengupload antara 50 hingga 200 konten. Ini bukan patokan mutlak, tetapi bisa dijadikan acuan awal.

2. Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas

Banyak yang berpikir bahwa semakin banyak karya yang diupload, semakin besar peluang untuk mendapatkan penjualan. Ini benar, tetapi hanya jika kualitas karya tetap dijaga. Shutterstock adalah platform dengan persaingan tinggi, dan hanya konten yang relevan, berkualitas tinggi, serta sesuai tren yang punya peluang besar untuk terjual.

Konten yang asal-asalan, kabur, atau memiliki kesalahan teknis kemungkinan besar tidak akan disetujui oleh reviewer, apalagi terjual.

3. Riset Pasar dan Tren Adalah Kunci

Daripada hanya fokus mengupload sebanyak mungkin, cobalah untuk melakukan riset tren konten yang sedang populer di Shutterstock. Gunakan tools seperti Google Trends, Shutterstock keyword suggestions, dan analisis portofolio top contributors.

Contoh konten yang sering laris antara lain:

  • Ilustrasi vektor bertema liburan dan perayaan

  • Foto lifestyle berkonsep alami

  • Template media sosial

  • Desain t-shirt dan merchandise

  • Flat design icons dan infografik

4. Peran Keyword yang Tepat Sangat Vital

Konten yang bagus tanpa keyword yang relevan sama saja seperti menaruh barang di gudang gelap. Gunakan 50 keyword yang benar-benar menggambarkan isi karya kamu. Kombinasikan antara keyword umum (seperti “background”, “vector”, “design”) dan keyword spesifik (seperti “ramadhan greeting vector”, “coffee cartoon mascot”).

5. Konsistensi dan Kesabaran Adalah Kunci

Banyak kontributor menyerah setelah mengupload 30–40 karya dan belum juga mendapatkan penjualan. Padahal Shutterstock adalah permainan jangka panjang. Semakin konsisten kamu mengupload, semakin algoritma mengenali kamu sebagai kontributor aktif dan memunculkan karya kamu di pencarian.

Saran: Tetapkan target minimal 100 konten pertama sebagai titik awal. Gunakan konten-konten itu untuk belajar dari feedback, memahami tren, dan terus meningkatkan kualitas.


Kesimpulan

Tidak ada jawaban pasti berapa banyak upload yang dibutuhkan untuk mendapatkan penjualan pertama di Shutterstock. Tapi secara umum, antara 50 hingga 200 konten adalah angka rata-rata yang sering disebutkan oleh banyak kontributor. Yang paling penting adalah menjaga kualitas, memperhatikan keyword, mengikuti tren, dan bersikap konsisten.

Jika kamu fokus, belajar dari setiap proses, dan tidak mudah menyerah, penjualan pertamamu hanya tinggal menunggu waktu.


Shutterstock pemula, jualan di shutterstock, penjualan pertama shutterstock, tips jualan microstock, cara jual vektor di shutterstock, cara jual foto online, jual gambar vektor, strategi jualan desain, microstock indonesia, ilustrator di shutterstock, jual desain digital, upload shutterstock berapa banyak, desain laku di shutterstock, cara dapat uang dari desain, jual foto online 2025, cara laku di microstock, riset keyword shutterstock, jualan vektor untuk pemula, ilustrasi yang laku, konten populer shutterstock, tips desain microstock, jualan digital art, platform jualan karya, cara riset tren desain, jual desain kaos, jualan di shutterstock 2025, penghasilan dari microstock, konten yang banyak dibeli, foto lifestyle shutterstock, jualan template desain, rekomendasi niche shutterstock, upload vektor shutterstock, upload rutin shutterstock, foto yang cepat laku, ilustrasi tren 2025, jual ikon vektor, cara cepat laku di shutterstock, jual poster digital, jualan art digital, karya pertama shutterstock, pendapatan shutterstock, jadi kontributor shutterstock, sukses di shutterstock, jual desain tanpa modal, cara daftar shutterstock, cara lolos review shutterstock, tips kontributor pemula, jualan desain online, jual konten digital

Share:

Apakah bisnis microstock itu bisnis pasif income?


Bisnis microstock dapat menjadi sumber pendapatan pasif, tetapi ini tergantung pada bagaimana Anda mengelolanya. Microstock adalah model bisnis di mana Anda mengunggah foto, gambar vektor, video, atau musik ke platform online yang menghubungkan kreator konten dengan pembeli yang memerlukan media tersebut untuk proyek mereka.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi apakah bisnis microstock Anda akan menjadi sumber pendapatan pasif:

1. Jumlah Konten: Semakin banyak konten yang Anda unggah, semakin besar potensi pendapatan pasif. Namun, menghasilkan konten yang berkualitas dan relevan adalah kunci. Anda perlu berinvestasi waktu dan usaha dalam menghasilkan dan mengunggah banyak konten.

2. Kualitas Konten: Konten yang berkualitas tinggi cenderung mendapatkan lebih banyak unduhan dan pendapatan pasif. Pastikan foto, video, atau musik Anda sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh platform microstock dan memenuhi kebutuhan pasar.

3. Portofolio Diversifikasi: Membangun portofolio yang beragam dengan berbagai jenis konten dapat membantu Anda mencapai lebih banyak pasar dan meningkatkan pendapatan pasif.

4. Pemantauan dan Pembaruan: Anda perlu memantau kinerja konten Anda secara teratur, mengidentifikasi tren, dan melakukan pembaruan jika diperlukan. Konten yang relevan dengan tren saat ini cenderung lebih laku.

5. Promosi: Beberapa platform microstock memungkinkan Anda untuk mempromosikan konten Anda. Melakukan promosi tambahan dapat membantu meningkatkan pendapatan pasif.

6. Kesabaran: Pendapatan pasif dalam bisnis microstock mungkin tidak terjadi secara instan. Anda mungkin perlu waktu untuk membangun portofolio yang kuat dan membiarkannya berkembang seiring waktu.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa pasar microstock sangat kompetitif. Ada banyak fotografer, videografer, dan kreator konten lainnya yang berpartisipasi dalam bisnis ini. Oleh karena itu, untuk berhasil mencapai pendapatan pasif yang signifikan, Anda perlu memahami pasar, terus belajar, dan tetap berkomitmen untuk meningkatkan konten Anda.

Pendapatan pasif dalam bisnis microstock memerlukan usaha awal yang signifikan untuk membangun portofolio yang solid, tetapi setelah itu, Anda dapat mengharapkan pendapatan yang terus mengalir dengan usaha yang relatif minim.

Share:

kenapa fee yang kita dapat sebagai kontributor microstock sangat kecil?



Ada beberapa alasan mengapa fee atau royalti yang diterima oleh kontributor microstock seringkali terlihat kecil:

1. Model Bisnis Microstock: Model bisnis microstock didasarkan pada penjualan berulang dengan harga yang relatif rendah. Oleh karena itu, fee yang diberikan kepada kontributor cenderung berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan penjualan langsung atau lisensi eksklusif.

2. Kompetisi Tinggi: Industri microstock memiliki persaingan yang sangat tinggi karena banyak kontributor dari seluruh dunia mengunggah konten mereka. Tingginya persaingan ini dapat menekan harga dan royalti yang dibayarkan kepada kontributor.

3. Lisensi Beragam: Banyak platform microstock menawarkan berbagai jenis lisensi yang mempengaruhi royalti. Lisensi yang lebih murah, seperti lisensi editorial atau lisensi berukuran kecil, cenderung memberikan royalti yang lebih rendah daripada lisensi eksklusif atau lisensi yang lebih mahal.

4. Keuntungan Platform: Platform microstock mengambil persentase dari setiap transaksi sebagai komisi untuk menyediakan infrastruktur, promosi, dan pemrosesan pembayaran. Ini juga dapat mengurangi royalti yang diterima oleh kontributor.

Meskipun royalti dalam microstock cenderung lebih rendah per transaksi, beberapa kontributor masih dapat menghasilkan penghasilan yang signifikan dengan mengunggah dan menjual konten secara konsisten dalam jumlah besar. Penting untuk memiliki ekspektasi realistis dan memahami dinamika industri ketika memutuskan untuk menjadi kontributor microstock. Selain itu, diversifikasi portofolio Anda dan fokus pada kualitas konten juga dapat membantu meningkatkan penghasilan Anda dalam jangka panjang.







Share:

Kenapa kita harus upload konten baru terus di situs microstock kita?



Kontinuitas dalam mengunggah konten baru sering kali menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam industri microstock. Hal ini karena ada beberapa alasan mengapa mengunggah konten baru secara teratur sangat penting:

1. Relevansi: Tren dalam permintaan konten visual dapat berubah dari waktu ke waktu. Dengan mengunggah konten baru, Anda dapat memastikan bahwa portofolio Anda tetap relevan dengan kebutuhan dan selera pembeli saat ini.

2. Pertumbuhan Portofolio: Semakin besar portofolio Anda, semakin banyak peluang Anda untuk menjual konten. Dengan mengunggah konten baru secara teratur, Anda dapat secara bertahap membangun portofolio yang lebih besar, yang dapat meningkatkan potensi pendapatan Anda.

3. Peringkat dan Visibilitas: Banyak platform microstock memiliki algoritma peringkat yang mempromosikan konten baru atau yang sering diunggah. Dengan mengunggah konten baru, Anda dapat mendapatkan peringkat yang lebih baik dan lebih banyak visibilitas di dalam platform.

4. Pembelajaran dan Perbaikan: Dengan mengunggah konten baru secara teratur, Anda memiliki kesempatan untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan fotografi atau pembuatan konten Anda. Anda dapat menerapkan pelajaran dari konten sebelumnya untuk menghasilkan konten yang lebih baik di masa depan.

Meskipun kontinuitas dalam mengunggah konten baru penting, hal ini juga harus diimbangi dengan kualitas. Konten yang berkualitas tinggi tetap menjadi faktor utama dalam menarik perhatian dan memuaskan pembeli. Jadi, selain mengunggah secara konsisten, pastikan bahwa setiap karya yang Anda unggah memiliki kualitas yang tinggi dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh platform microstock yang Anda gunakan.

Share:

9 tips microstocker yang wajib diketahui






Berikut adalah 9 tips untuk menjadi seorang microstocker yang sukses:

1. Kualitas Lebih Penting daripada Kuantitas:

Fokus pada produksi gambar dan video berkualitas tinggi. Agensi stock cenderung lebih menghargai konten berkualitas daripada jumlahnya, jadi luangkan waktu untuk mengedit dan menyempurnakan karya Anda sebelum mengirimkannya.

2. Pantau Tren Pasar:

Tetap up-to-date dengan tren pasar saat ini dan topik yang populer. Fotografi subjek yang banyak diminati, seperti gaya hidup, teknologi, bisnis, dan kesehatan, untuk meningkatkan potensi penjualan Anda.

3. Gunakan Peralatan yang Tepat:

Investasikan dalam peralatan kamera berkualitas baik, termasuk lensa dan pencahayaan, untuk menghasilkan gambar yang tajam dan beresolusi tinggi. Kualitas sangat penting dalam microstock.

4. Optimalkan Kata Kunci dan Metadata:

Metadata yang akurat dan deskriptif sangat penting untuk meningkatkan kemungkinan ditemukan. Gunakan kata kunci, judul, dan deskripsi yang relevan untuk gambar dan video Anda agar peringkat pencarian semakin tinggi.

5. Diversifikasi Portofolio Anda:

Tawarkan berbagai jenis konten yang mencakup berbagai subjek dan gaya. Portofolio yang beragam akan meningkatkan peluang Anda menarik audiens yang lebih luas.

6. Konsistensi adalah Kunci:

Rutin unggah konten baru ke portofolio Anda agar tetap relevan di pasar microstock. Konsistensi dapat membantu membangun basis pelanggan yang setia.

7. Perhatikan Komposisi Gambar:

Pastikan foto Anda memiliki komposisi yang kuat, dengan elemen-elemen yang seimbang, pencahayaan yang baik, dan fokus yang jelas. Ikuti prinsip-prinsip fotografi untuk menciptakan gambar yang menarik secara visual.

8. Pelajari dari Penolakan:

Harapkan beberapa pengiriman Anda ditolak pada awalnya. Gunakan umpan balik penolakan sebagai peluang belajar untuk meningkatkan karya Anda dan memenuhi standar kualitas agensi.

9. Promosikan Portofolio Anda:

Pasarkan portofolio Anda melalui media sosial, situs web Anda, dan saluran online lainnya. Terlibatlah dengan audiens dan calon klien untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan.

Ingatlah bahwa kesuksesan dalam fotografi microstock seringkali memerlukan waktu dan kesabaran. Membangun portofolio yang substansial dan menciptakan aliran pendapatan yang konsisten mungkin membutuhkan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun usaha yang berdedikasi. Tetap gigih, beradaptasi dengan perubahan pasar, dan terus mengasah keterampilan Anda untuk memaksimalkan pendapatan Anda sebagai seorang microstocker.

Share:

Apa perbedaan foto Editorial dan Commercial?

Ketika kita mau upload foto ke shutterstock, kadang beberapa dari kita sebagai kontributor kadang dibuat bingung antara memasukkan foto ke kategori Editorial atau Commercial, terus apa sih sebenarnya perbedaan foto Editorial dan Commercial itu?

Perbedaan antara foto editorial dan foto commercial adalah sebagai berikut:

  • Tujuan: Foto editorial digunakan untuk tujuan editorial atau berita, sementara foto commercial digunakan untuk tujuan iklan atau promosi.
  • Konten: Foto editorial biasanya menggambarkan peristiwa, kejadian, atau orang-orang tertentu dan diambil secara spontan, sementara foto commercial dirancang secara khusus untuk mempromosikan suatu produk atau jasa.
  • Hak Cipta: Foto editorial tidak dimiliki hak ciptanya oleh fotografer, sedangkan foto commercial dimiliki hak ciptanya oleh fotografer.
  • Lisensi: Foto editorial dijual dengan lisensi editorial yang memberikan hak penggunaan terbatas untuk keperluan editorial, sementara foto commercial dijual dengan lisensi komersial yang memberikan hak penggunaan untuk tujuan komersial atau promosi.
  • Penggunaan: Foto editorial digunakan untuk tujuan non-komersial seperti berita, artikel editorial, atau dokumen, sementara foto commercial digunakan untuk tujuan komersial seperti iklan, brosur, atau katalog produk.
Jadi, foto editorial dan foto commercial memiliki tujuan, konten, hak cipta, lisensi, dan penggunaan yang berbeda, yang membuat keduanya memiliki karakteristik dan fitur yang berbeda.

Pertanyaan serupa: apa yang dimaksud foto editorial, apa yang dimaksud foto commercial, apakah pilihan editorial harus dipilih, cara upload foto di shutterstock, kenapa harus pilih editorial, ciri-ciri foro editorial

Share:

Apakah ada syarat minimum jumlah konten yang harus diupload di shutterstock agar bisa laku?

Shutterstock memiliki beberapa persyaratan untuk konten yang diunggah ke platform mereka, namun mereka tidak memiliki persyaratan minimum jumlah konten yang harus diunggah untuk dapat laku.

Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penjualan konten Anda di Shutterstock, seperti kualitas gambar, keunikannya, dan keterlibatan konsumen. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kualitas dan keunikannya agar dapat menarik perhatian calon pembeli.

Selain itu, Shutterstock juga mendorong kontributor untuk mengunggah konten secara teratur dan konsisten, sehingga dapat membangun portofolio yang kuat dan menarik bagi calon pembeli. Dengan cara ini, Anda dapat meningkatkan peluang untuk menjual konten Anda di Shutterstock.

Sebaiknya Anda mengunggah konten berkualitas secara konsisten dan teratur, meskipun tidak ada aturan khusus tentang seberapa sering Anda harus mengunggah konten ke Shutterstock. Bagi sebagian orang, mengunggah konten setiap hari mungkin terlalu sering, sementara bagi yang lain, mengunggah konten seminggu sekali mungkin terlalu jarang.

Namun, perlu diingat bahwa mengunggah konten terlalu sering tidak menjamin keberhasilan atau penjualan yang lebih baik, jika konten yang diunggah tidak berkualitas baik dan tidak unik. Sebaliknya, mengunggah konten yang berkualitas dan unik dengan jadwal yang konsisten dapat membantu membangun portofolio yang kuat dan meningkatkan peluang penjualan di Shutterstock.

Jadi, lebih baik fokus pada kualitas dan keunikan konten Anda dan mengunggahnya secara teratur dan konsisten sesuai kemampuan Anda. Selalu ingat untuk memperhatikan panduan Shutterstock untuk memastikan konten Anda memenuhi persyaratan mereka.


Pertanyaan serupa: mending upload berapa banyak di shutterstock, cara agar banyak yang download di shutterstock, mending upload setiap hari atau seminggu sekali, shutterstock saya kenapa belum da yng download, konten apa yang ramai di shutterstock

Share:

Kenapa ditolak shutterstock karena "similar konten"

"Similar konten" bisa lebih diartikan sebagai "mirip".

"Sama atau mirip" adalah istilah yang digunakan Shutterstock untuk mengacu pada konten yang terlalu mirip dengan konten yang sudah ada di platform atau di tempat lain di internet. Shutterstock memiliki kebijakan yang ketat dalam hal keaslian dan kualitas konten yang di-upload, dan mereka tidak akan menerima konten yang sama atau mirip dengan konten yang sudah ada.

Konten yang dianggap "sama atau mirip" dengan konten lain dapat mencakup beberapa hal seperti:

  • Menggunakan objek, tema, atau komposisi yang sama dengan konten yang sudah ada
  • Menggunakan filter atau efek yang sama dengan konten yang sudah ada
  • Mengambil gambar dari sudut yang sama atau menggunakan teknik fotografi yang sama dengan konten yang sudah ada

Jika konten Anda ditolak oleh Shutterstock karena "sama atau mirip", artinya bahwa konten tersebut terlalu mirip dengan konten yang sudah ada di platform atau di tempat lain di internet. Untuk menghindari ditolak dengan alasan yang sama di masa depan, pastikan untuk membuat konten yang asli, unik, dan berbeda dari konten yang sudah ada. Anda juga harus memeriksa kebijakan Shutterstock terkait dengan konten yang tidak diizinkan dan memperhatikan persyaratan teknis untuk memastikan bahwa konten Anda sesuai dengan standar mereka.

Pertanyaan serupa: kenapa foto ditolak shutterstock, kena peringatan similar konten, apa itu similar konten, kenapa foto tidak approve di shutterstock

Share:

Shutterstock: cara upload konten yang mirip agar di approved shutterstock

Pertanyaan: Bagaimana cara upload konten yang mirip agar di approved shutterstock?

Jawaban: untuk konten yang terlalu mirip agar diapproved di shutterstock, harus diupload satu per satu, upload satu dulu nunggu diapprove, kemudian baru upload satu yang lainnya.

Pertanyaan serupa: bagaimana cara upload di shutterstock, upload konten yang mirip di shutterstock, kenapa ditolak karena similar konten, apa itu similar konten

Share:

Apa perbedaan foto commercial dan editorial?

Foto komersial (commercial) dan editorial memiliki perbedaan dalam penggunaan dan tujuan.

Foto Komersial (Commercial)

Foto komersial adalah foto yang digunakan untuk tujuan komersial seperti iklan, promosi, penjualan, dan pemasaran produk atau layanan. Foto ini biasanya melibatkan orang, produk, atau tempat yang berkaitan dengan bisnis atau industri tertentu. Penggunaan foto komersial memerlukan izin atau lisensi dari pemilik hak cipta, dan orang yang muncul dalam foto biasanya telah menandatangani model release.

Foto Editorial

Foto editorial adalah foto yang digunakan untuk tujuan pemberitaan, dokumentasi, atau ilustrasi editorial. Foto ini biasanya tidak digunakan untuk tujuan komersial dan lebih sering ditemukan dalam publikasi berita atau majalah. Foto editorial dapat menampilkan orang, tempat, atau peristiwa yang terkait dengan kejadian aktual, kebudayaan, atau isu sosial. Penggunaan foto editorial biasanya tidak memerlukan model release atau lisensi, namun harus mematuhi standar editorial dan hukum yang berlaku.

Dalam beberapa kasus, foto yang sama dapat digunakan baik untuk tujuan komersial maupun editorial, namun pemakaian dan lisensi untuk masing-masing tujuan harus dipertimbangkan secara terpisah. Sebagai contoh, sebuah foto yang menampilkan produk tertentu dapat digunakan untuk tujuan iklan (komersial), namun tidak dapat digunakan untuk tujuan editorial tanpa izin dari pemilik merek. Sebaliknya, foto yang menampilkan aksi protes di jalanan dapat digunakan untuk tujuan editorial, namun tidak dapat digunakan untuk tujuan komersial tanpa izin dari semua orang yang muncul dalam foto.

Pertanyaan serupa: apa yang dimaksud foro editorial, apa yang dimaksud foto commercial, foto apa saja yang butuh model release, mending foto commercial atau editorial, cara membedakan foto editorial dan foto commercial

Share:

Apa sih perbedaan vector dan bitmap?

Banyak orang tidak tahu atau tidak memahami sepenuhnya apa itu vector. Vector adalah format gambar atau grafik yang dibuat dengan menggunakan titik-titik matematika, garis, kurva, dan bentuk geometris lainnya. Dalam format vector, gambar dapat diperbesar atau diperkecil tanpa kehilangan kualitas, karena gambar vector tidak dibentuk oleh piksel, melainkan oleh rumus matematika yang dapat diubah ukurannya tanpa mempengaruhi ketajaman atau kejelasannya. Oleh karena itu, vector sangat cocok untuk membuat gambar dengan detail halus, seperti logo, ikon, dan desain grafis lainnya.

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa gambar atau grafik vector hanya cocok untuk keperluan bisnis atau profesional, namun sebenarnya vector juga dapat digunakan dalam keperluan pribadi atau kreatif, seperti membuat ilustrasi, kartun, dan desain seni. Dalam hal ini, vector dapat menjadi alat yang sangat kuat dalam mengekspresikan kreativitas dan imajinasi.

Perbedaan Vector dan bitmap

Vector dan bitmap adalah dua format grafis yang berbeda dan memiliki karakteristik yang berbeda.

Vector adalah format grafis yang terdiri dari objek matematis yang didefinisikan oleh titik, garis, kurva, dan bentuk geometris lainnya. Vektor dapat diperbesar atau diperkecil tanpa kehilangan kualitas atau ketajaman gambar karena ukuran dan bentuk objek tetap sama. Vector biasanya digunakan untuk membuat logo, ikon, dan desain yang memerlukan ketajaman dan ketelitian.

Sementara itu, bitmap atau raster adalah format grafis yang terdiri dari piksel atau titik-titik kecil berwarna yang membentuk gambar. Setiap piksel dapat diatur dengan warna, kecerahan, dan saturasi yang berbeda, sehingga membentuk gambar. Ukuran dan kualitas gambar bitmap tergantung pada jumlah piksel yang digunakan. Ketika diperbesar, gambar bitmap dapat kehilangan kualitas dan menjadi buram atau pecah.

Jadi, perbedaan utama antara vector dan bitmap adalah bahwa vektor adalah format grafis yang didefinisikan oleh objek matematis, sedangkan bitmap terdiri dari piksel atau titik-titik kecil berwarna. Vector biasanya digunakan untuk desain grafis yang memerlukan ketelitian dan ketajaman, sementara bitmap lebih cocok untuk gambar foto dan grafis yang memerlukan gradasi warna yang kompleks.

Apa saja format vector?

Berikut adalah beberapa format vector yang paling umum digunakan:

  • AI (Adobe Illustrator): Format vector standar yang digunakan oleh program Adobe Illustrator.
  • EPS (Encapsulated PostScript): Format vector yang didukung oleh sebagian besar program grafis dan cocok untuk digunakan dalam publikasi cetak.
  • SVG (Scalable Vector Graphics): Format vector yang digunakan untuk gambar yang dapat diperbesar dan diperkecil tanpa kehilangan kualitas. Format ini cocok untuk digunakan dalam desain web dan aplikasi.
  • PDF (Portable Document Format): Format dokumen yang mencakup teks, gambar, dan grafik, termasuk vektor.
  • DXF (Drawing Exchange Format): Format vector yang digunakan dalam aplikasi desain dan CAD (Computer-Aided Design).
  • CDR (CorelDRAW): Format vector yang digunakan oleh program CorelDRAW.
  • WMF (Windows Metafile): Format vector yang digunakan dalam aplikasi Microsoft Windows.
  • EMF (Enhanced Metafile): Format vector yang lebih canggih dan lebih kompleks daripada WMF dan digunakan dalam aplikasi Windows yang lebih baru.
  • SKP (SketchUp): Format vector yang digunakan oleh program SketchUp untuk model 3D dan gambar vektor.

Format-format ini mendukung penyimpanan gambar vektor dalam berbagai macam aplikasi, termasuk program desain grafis dan aplikasi CAD, serta dapat diimpor atau diekspor ke program lain untuk digunakan kembali.

Apa saja format bitmap?

Berikut adalah beberapa format bitmap yang paling umum digunakan:

  • JPEG (Joint Photographic Experts Group): Format bitmap yang biasa digunakan untuk foto dan gambar berwarna.
  • PNG (Portable Network Graphics): Format bitmap yang cocok untuk gambar dengan transparansi, seperti logo dan ikon.
  • BMP (Bitmap): Format bitmap bawaan Windows yang mendukung gambar dengan kedalaman warna yang berbeda.
  • GIF (Graphics Interchange Format): Format bitmap yang cocok untuk animasi dan gambar dengan sedikit warna.
  • TIFF (Tagged Image File Format): Format bitmap yang biasa digunakan dalam publikasi cetak dan memungkinkan penyimpanan gambar dengan kedalaman warna yang tinggi.
  • PSD (Photoshop Document): Format bitmap yang digunakan oleh program Adobe Photoshop dan mendukung layer dan efek.
  • RAW: Format bitmap mentah yang dihasilkan oleh kamera digital, dan memungkinkan pemrosesan gambar yang lebih lanjut.

Format-format ini mendukung penyimpanan gambar bitmap dalam berbagai macam aplikasi dan perangkat, serta dapat diimpor atau diekspor ke program lain untuk digunakan kembali. Namun, penting untuk diingat bahwa gambar bitmap memiliki resolusi yang tetap, sehingga dapat kehilangan kualitas ketika diperbesar atau diperkecil.


Pertanyaan serupa: apa yang dimaksud bitmap, apa yang dimaksud pixel, apa yang dimaksud vector, apa itu vector, apa kriteria vector, bagaimana membuat vector, apa saja aplikasi penghasil vector, software apa saja yang bisa membuat vector

Share:

Shutterstock: Tukang review di shutterstock manusia atau robot AI?

Pertanyaan: Tukang review di shutterstock manusia atau robot AI? 

Jawaban: Menurut banyak contributor di beberapa grub shutterstock,  sebagian besar meyakini kurator atau tukang review di shutterstock adalah robot AI. Bukan tanpa alasan,  karena seringnya ketika upload di shutterstock tak sampai 5 menit sudah langsung keluar hasil reviewnya,  approved atau not approved, yang secara logika tidak mungkin ada kurator seorang manusia yang bisa membuat penilaian dengan waktu begitu singkat untuk banyak file yang direview. 

Pertanyaan serupa: berapa lama review di shutterstock,  kenapa review di shutterstock sangat cepat,  kenapa review di shutterstock sangat lama,  kenapa foto saya ditolak di shutterstock,  apa itu noise foto
Share:

Shutterstock: amankah jika 1 foto atau vector atau footgae diupload ke beberapa website microstock?

Pertanyaan: amankah jika 1 foto atau vector atau footgae diupload ke beberapa website microstock? 

Jawaban: Secara aturan yang berlaku,  itu aman dilakukan asalkan status kontributor kita di agensi microstock tersebut adalah nonexclusive. 

Pertanyaa serupa: upload satu foto ke beberapa website,  apa boleh foto yang diupload di shutterstock diupload lagi di website lain
Share:

SHUTTERSTOCK: Banyak yang keliru bedakan MB (Megabyte) dengan MP (Megapixel)


Selamat pagi Shutterstock mania dimanapun kalian berada, semoga hari kalian selalu menyenangkan dan tentunya sehat. Pagi hari ini saya mau menjawab lagi pertanyaan, kali ini tentang Shutterstock, jadi ada yang menanyakan tentang upload desain di shutterstock, entah illustrasi atau foto atau bahkan logo, Pertanyaan seperti ini,

"Bang desainku ditolak karena kurang dari 4MB padahal saya cek lebih dari 4 MB"

Oke, sebenarnya dari pertanyaan tersebut ada kesalahan pertanyaan dan pemahaman ya, jadi yang tertulis di shutterstock itu MP ya bukan MB karena banyak yang keliru atau salah paham, dan mengakibatkan juga salah pada penanganan nantinya. Jadi MP itu kepanjangan dari "MegaPixel", adalah ukuran desain/foto panjang kali lebar dalam ukuran pixel atau kerapatan dots pixel, sedangkan MB kepanjangan dari "MegaByte" yang merupakan satuan ukuran besarnya file desain/foto kita.

Jadi syarat yang ditentukan Shutterstock adalah minimal 4 MP (megapixel) atau 4.000.000 pixel, boleh lebih besar tidak boleh lebih kecil. Lihat contoh gambar dibawah ini,


Nah dari penjelasan singkat saya barusan harusnya kalian sudah mulai tahu dimana letak salahnya saat ada desain atau foto ditolak karena ukuran kurang dari 4MP, dan kalian sudah tahu cara menanganinya, untuk ukuran foto kalian bisa rubah di setingan kamera atau handphone yang kalian gunakan untuk melakukan foto. Sedangkan untuk desain atau logo kalian bisa sesuaikan ukuran artboard saat akan memulai membuat desain, ya tentunya software desain macam-macam ya, kalian bisa cari tahu sendiri dimana letak tools untuk mengatur ukuran sesuai software yang digunakan.

Demikian pembahasan kali ini, jika ada pertanyaan lain, bisa kalian tulis di kolom komentar, nanti saya jawab jika sempat, atau saya buatkan pembahasannya berupa artikel atau video. Sekian dari saya dan terima kasih.


Share:

Follow blog ini

Featured Post

Semua Sudah Serba Online, dan Loe Masih Kerja di Kantor?

Berlangganan lewat email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Blog Archive

Followers