Blog para freelancer

5 Website Tempat Kamu Bisa Jual Jasa dan Hasilkan Dollar



Di era digital seperti sekarang, menjual jasa secara online bukan hanya peluang sampingan—bisa jadi sumber penghasilan utama. Banyak orang dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, sudah membuktikan bahwa mereka bisa mendapatkan penghasilan dalam bentuk dollar hanya dengan menawarkan keahlian mereka di platform daring.

Kalau kamu punya skill—apapun itu, mulai dari desain grafis, menulis, coding, menerjemahkan, hingga voice over—kamu bisa mulai membangun karier global dari rumah. Berikut ini adalah 5 website tempat kamu bisa jual jasa dan hasilkan dollar.


1. Fiverr – Jual Jasa Mulai dari $5

Fiverr adalah salah satu platform paling populer untuk freelancer. Di sini, kamu bisa menjual apa pun yang disebut dengan gig—yaitu layanan atau jasa yang kamu tawarkan, mulai dari harga $5. Yang menarik, Fiverr bukan hanya untuk jasa umum seperti desain logo atau menulis artikel. Kamu juga bisa menjual jasa unik seperti menggambar dalam gaya tertentu, memberikan voice over dengan logat khusus, atau bahkan membuat ucapan ulang tahun dalam bentuk video lucu.

Kelebihan:

  • Mudah digunakan bahkan untuk pemula

  • Banyak kategori jasa yang bisa dijual

  • Cocok untuk jasa-jasa kreatif dan unik

Tips: Buat gig dengan deskripsi yang jelas dan gambar menarik. Berikan bonus kecil untuk menarik review pertama.


2. Upwork – Platform Profesional untuk Freelancer Serius

Kalau kamu ingin proyek-proyek besar dengan klien yang serius, Upwork adalah tempat yang cocok. Di sini kamu harus melamar ke proyek yang di-posting oleh klien, dan bersaing dengan freelancer lain. Meskipun lebih kompetitif, Upwork juga menawarkan peluang pendapatan yang lebih tinggi, terutama jika kamu punya portofolio kuat dan ulasan bagus.

Kelebihan:

  • Klien dari perusahaan besar hingga startup

  • Banyak proyek berjangka panjang

  • Cocok untuk skill seperti pemrograman, penulisan teknis, manajemen proyek, dll.

Tips: Bangun profil seprofesional mungkin, lengkap dengan contoh karya dan sertifikasi bila ada.


3. Freelancer.com – Banyak Proyek, Banyak Persaingan

Freelancer.com adalah salah satu platform tertua dalam dunia freelance global. Cara kerjanya mirip seperti Upwork, di mana kamu melamar proyek dan bersaing dengan freelancer dari seluruh dunia. Keuntungannya, situs ini menyediakan banyak proyek dari berbagai kategori.

Kelebihan:

  • Banyak proyek masuk setiap hari

  • Ada fitur kontes yang memungkinkan kamu mendapatkan proyek hanya dengan mengirimkan hasil karya

Kekurangan: Persaingan sangat tinggi, terutama di proyek dengan budget kecil.

Tips: Fokus pada niche tertentu agar mudah dikenali, dan manfaatkan fitur kontes sebagai ajang promosi diri.


4. PeoplePerHour – Tempat yang Pas untuk Kreator dan Developer

PeoplePerHour adalah platform freelance asal Inggris yang semakin populer. Di sini, kamu bisa membuat layanan (disebut “hourlies”) yang ditawarkan kepada calon klien. Cocok untuk kamu yang punya keahlian di bidang desain, penulisan, marketing digital, dan pengembangan web.

Kelebihan:

  • Cocok untuk freelancer kreatif dan teknis

  • Sistem penawaran jasa lebih fleksibel

  • Ada sistem penilaian yang membuatmu lebih mudah dipercaya klien

Tips: Buat harga awal yang kompetitif dan tawarkan layanan dengan hasil cepat agar bisa mendapatkan ulasan pertama dengan cepat.


5. Toptal – Untuk Freelancer dengan Skill Tingkat Tinggi

Kalau kamu sudah berada di level profesional dan ingin bekerja dengan perusahaan besar seperti Airbnb, Shopify, atau Duolingo, maka Toptal bisa jadi pilihan. Namun, untuk bergabung ke sini, kamu harus melewati proses seleksi yang ketat. Hanya sekitar 3% freelancer yang lolos dan bisa menawarkan jasanya di platform ini.

Kelebihan:

  • Klien dari perusahaan besar dan bergengsi

  • Bayaran sangat tinggi

  • Kerja remote dengan kontrak profesional

Kekurangan: Harus lolos seleksi ketat

Tips: Persiapkan portofolio, resume, dan skill test dengan sungguh-sungguh sebelum mendaftar.


Kesimpulan: Mulai dari yang Bisa Dijalankan Sekarang

Menjual jasa online tidak harus menunggu kamu menjadi ahli. Mulailah dari yang kamu bisa, dan tingkatkan seiring waktu. Platform seperti Fiverr cocok untuk pemula, sedangkan Toptal adalah impian bagi yang sudah expert.

Yang penting: konsistensi, komunikasi yang baik, dan layanan yang berkualitas. Dunia freelance adalah dunia peluang tanpa batas—dan kamu bisa jadi bagian dari itu.


Sudah siap hasilkan dollar dari skill kamu? Coba salah satu (atau semua) platform di atas dan mulai perjalananmu hari ini!


Freelance, jual jasa online, kerja remote, dapat dollar dari rumah, fiverr, upwork, freelancer.com, peopleperhour, toptal, kerja freelance, situs freelance terbaik, penghasilan dollar, jasa digital, kerja online, pekerjaan sampingan, kerja dari rumah, remote job, kerja lepas, bisnis online, jasa desain, jasa penulisan, jasa penerjemahan, jasa coding, cari klien luar negeri, platform freelancer

Share:

Tidur Tapi Tetap Cuan: Begini Cara Orang Biasa Dapat Gaji Dolar dari Microstock!



Kamu tidur nyenyak di malam hari, bangun pagi dan cek notifikasi:
“You’ve earned $3.25 from Shutterstock.”

Besoknya, ada lagi. Minggu depan, jumlahnya makin banyak.
Kamu nggak sedang mimpi, ini nyata — dan banyak orang sudah menjalaninya lewat microstock.

Microstock adalah peluang penghasilan pasif yang masih belum banyak dimanfaatkan, padahal terbuka luas untuk siapa saja. Ya, termasuk kamu.


💸 Apa Itu Microstock?

Microstock adalah platform tempat kamu bisa menjual konten digital seperti foto, ilustrasi, vektor, video, dan audio.
Setiap kali ada orang yang membeli atau mendownload karya kamu, kamu akan mendapat komisi dalam bentuk dolar.

Berbeda dengan kerja freelance yang dibayar sekali tiap proyek, di microstock kamu bisa dibayar berkali-kali untuk satu karya yang sama. Inilah kenapa sistem ini bisa dibilang:

“Kerja sekali, tidur pun tetap cuan.”


🌍 Siapa yang Membeli Karya di Microstock?

  • Desainer grafis

  • Editor video

  • Perusahaan dan startup

  • Blogger & YouTuber

  • Agensi periklanan
    Mereka mencari gambar, ilustrasi, footage, dan konten visual lain untuk kebutuhan komersial atau editorial — dan mereka lebih suka beli lisensi siap pakai dari microstock, karena cepat, murah, dan legal.


✅ Kenapa Microstock Cocok untuk Orang Biasa?

1. Tanpa Modal Besar

Kamu hanya perlu laptop dan koneksi internet. Bahkan dengan HP pun kamu bisa mulai sebagai fotografer.

2. Tidak Perlu Klien

Kamu tidak perlu berurusan dengan revisi, tenggat waktu, atau komunikasi intens seperti di kerja freelance.

3. Bisa Dikerjakan Sambil Ngantor / Kuliah

Microstock bisa kamu kerjakan di waktu luang. Satu desain per hari pun lama-lama bisa jadi portofolio pasif yang menghasilkan.

4. Skill Sederhana Sudah Cukup

Nggak perlu jago banget. Banyak karya sederhana dan fungsional yang justru laris manis.


🔁 Begini Cara Kerja Microstock

  1. Buat Konten Digital
    Foto, ilustrasi vektor, footage video, icon, background, template, dll.

  2. Daftar Sebagai Kontributor
    Ke situs seperti Shutterstock, Adobe Stock, Freepik, Dreamstime, dll.

  3. Upload dan Lengkapi Metadata
    Tambahkan judul, deskripsi, dan keyword agar karya mudah ditemukan.

  4. Karya Disetujui dan Ditampilkan
    Jika memenuhi standar, karya akan tayang di etalase situs.

  5. Karya Dibeli atau Diunduh
    Kamu akan menerima komisi dalam bentuk dolar setiap kali itu terjadi.

  6. Uang Masuk ke Akunmu
    Setelah saldo minimum tercapai, kamu bisa tarik ke Payoneer atau rekening lokal.


📌 Fakta Menarik:

  • Ada kontributor Indonesia yang menghasilkan ratusan hingga ribuan dolar per bulan dari microstock.

  • Karya yang kamu upload hari ini bisa tetap menghasilkan bertahun-tahun ke depan.

  • Tidak ada batas penghasilan. Semakin banyak karya berkualitas, makin besar potensi cuanmu.


🚀 Tips Biar Cepat Dapat Cuan dari Microstock

  • Upload rutin dan konsisten
    Algoritma situs biasanya memprioritaskan kontributor aktif.

  • Ikuti tren global
    Misalnya: remote work, ramadan, AI, bisnis online, dll.

  • Gunakan keyword yang tepat
    Ini kunci agar karya kamu mudah ditemukan pembeli.

  • Pelajari yang laku di pasar
    Lihat apa yang populer dan adaptasi dengan gaya kamu.

  • Mulai dari niche yang kamu kuasai
    Misal: kamu suka hewan? Fokus ke foto kucing, ilustrasi burung, dll.

🔚 Kesimpulan

Microstock adalah peluang emas bagi siapa pun yang ingin mulai menghasilkan uang dari kreativitasnya — tanpa harus keluar rumah, tanpa harus jadi profesional, dan tanpa harus resign dari pekerjaan utama.

Kamu cukup konsisten, sabar, dan terus belajar.
Karya digitalmu bisa jadi mesin uang pasif yang bekerja bahkan saat kamu tidur.

Microstock, jual foto online, passive income, penghasilan pasif, jual gambar, kontributor shutterstock, cuan dolar, jual vektor, situs jual foto, jual ilustrasi, kerja online, bisnis digital, foto laris, upload gambar dibayar, microstock untuk pemula, cara daftar shutterstock, cara jual gambar, freelance desain, penghasilan dari hobi, jual karya digital, desain grafis, cuan dari desain, jual foto dapat uang, ide bisnis kreatif, kerja dari rumah

Share:

Kerja Sekali, Dibayar Berkali-kali! Begini Cara Kerja Microstock yang Gak Banyak Orang Tahu!



Bayangkan kamu mendesain satu gambar, lalu mengunggahnya ke sebuah situs. Beberapa hari kemudian, gambar itu dibeli. Seminggu kemudian dibeli lagi. Sebulan kemudian masih menghasilkan uang — padahal kamu nggak ngapa-ngapain.

Inilah yang bikin banyak orang jatuh cinta pada dunia microstock. Sistem kerja yang unik ini memungkinkan kamu untuk kerja sekali, tapi dibayar berkali-kali. Tapi bagaimana sebenarnya cara kerjanya? Kenapa bisa sedahsyat itu?

Yuk, kita bongkar tuntas dunia microstock yang selama ini mungkin jarang dibahas orang.


🎨 Apa Itu Microstock?

Microstock adalah sistem distribusi konten digital, seperti foto, ilustrasi vektor, video, atau audio, melalui platform online. Di sana, kamu sebagai kontributor mengunggah karya, lalu akan mendapatkan komisi dalam bentuk dolar setiap kali karya kamu dibeli atau diunduh oleh pengguna.

Beberapa situs microstock populer:

  • Shutterstock

  • Adobe Stock

  • Freepik Contributor

  • iStock/Getty Images

  • Dreamstime

Mereka adalah “toko online” raksasa untuk gambar dan media digital yang digunakan oleh:

  • Desainer grafis

  • Editor video

  • Agensi periklanan

  • Startup dan perusahaan besar

  • Bahkan blogger dan influencer


💸 Kenapa Bisa Dibayar Berkali-Kali?

Inilah kekuatan sistem Royalti Lisensi. Di dunia microstock:

  • Kamu tidak menjual hak milik karya secara penuh, tapi hanya memberikan izin pakai kepada pembeli.

  • Satu gambar bisa dibeli oleh ratusan atau bahkan ribuan orang — dari berbagai negara.

Contoh:

Kamu mengunggah satu ilustrasi vektor ke Shutterstock.
Di bulan pertama, ada 5 orang yang beli.
Di bulan kedua, 15 orang beli lagi.
Tahun depan, gambar yang sama masih laku!
Hasilnya? Kamu kerja sekali, tapi dapat uang terus menerus.


🔍 Bagaimana Cara Kerja Microstock?

  1. Buat Karya Digital

    • Bisa berupa foto, ilustrasi vektor, footage video, atau bahkan musik.

    • Pastikan hasilnya original, tidak melanggar hak cipta, dan memenuhi standar kualitas.

  2. Daftar Sebagai Kontributor

    • Pilih platform yang sesuai (Shutterstock, Adobe Stock, dll).

    • Isi data diri, unggah sampel karya, dan tunggu verifikasi.

  3. Upload Karya

    • Setelah akun disetujui, kamu bisa mulai unggah konten.

    • Setiap file wajib diberi judul, deskripsi, dan keyword (kata kunci) agar mudah ditemukan oleh pembeli.

  4. Karya Ditayangkan

    • Jika lolos kurasi, karya kamu tayang di etalase online.

    • Siapapun bisa menemukannya melalui pencarian dan membelinya.

  5. Dapat Komisi Setiap Kali Diunduh

    • Komisi bervariasi tergantung platform dan tingkat kontribusi kamu.

    • Semakin banyak karya dan penjualan, komisi kamu bisa meningkat.


🧠 Apa yang Gak Banyak Orang Tahu?

1. Karya Simpel Justru Laris

Banyak pemula mikir harus jago desain rumit dulu. Padahal gambar simpel seperti icon, background, atau mockup sering jadi yang paling laris. Kuncinya adalah: fungsional dan relevan dengan kebutuhan pasar.

2. Keyword Adalah Raja

Sebagus apapun karyamu, kalau nggak bisa ditemukan pembeli, nggak akan laku. Pengetahuan soal keyword dan metadata jauh lebih penting daripada skill desain doang.

3. Pasar Internasional, Selera Global

Desain atau foto yang kamu pikir “biasa aja” bisa jadi sangat dibutuhkan di negara lain. Microstock itu lintas negara, jadi jangan batasi diri dengan selera lokal saja.

4. Potensi Pasif Income Tak Terbatas

Ada kontributor yang hanya mengunggah 100 karya, tapi hasilnya bisa ratusan dolar tiap bulan. Kunci utamanya: konsistensi dan strategi konten.


📈 Tips Agar Karya Kamu Laku Keras

  • Riset sebelum buat karya: Lihat tren global, misalnya tema bisnis, teknologi, keluarga, dll.

  • Gunakan kata kunci populer: Cek keyword tools di Shutterstock atau pakai Google Trends.

  • Konsisten upload: Algoritma menyukai akun aktif.

  • Pakai gaya visual yang bersih dan profesional: Minimalis sering lebih menjual daripada ramai.

  • Ikuti musim & momen: Buat konten tematik seperti Hari Raya, Tahun Baru, liburan, dll.


🔚 Penutup: Microstock Cocok Buat Siapa?

✅ Pelajar atau mahasiswa yang suka desain atau fotografi
✅ Freelancer yang ingin passive income
✅ Ibu rumah tangga yang kreatif
✅ Pekerja kantoran yang mau cari penghasilan sampingan
✅ Siapa saja yang mau mulai dapat dolar dari karya digital


📣 Jangan Cuma Scroll, Mulai Aksi!

Banyak orang nyesel karena baru tahu microstock setelah bertahun-tahun jadi kreator digital. Padahal dengan mengunggah karya yang kamu buat sekarang, potensi penghasilan jangka panjang bisa kamu nikmati nanti.

Ingat: satu karya bisa jadi sumber cuan seumur hidup.

Kalau kamu suka bikin gambar, ambil foto, atau editing, microstock adalah jalanmu menuju penghasilan pasif. Mulai sekarang. Upload sekarang. Panen nanti.


Microstock, jual gambar online, passive income, jual foto dapat dolar, upload gambar dibayar, cara daftar microstock, situs jual foto, jual vektor online, penghasilan pasif digital, kontributor shutterstock, jual desain grafis, jual ilustrasi vektor, foto laris microstock, cara kerja microstock, jual karya digital, daftar adobe stock, penghasilan dari desain, freelance desain, kerja dari rumah, bisnis tanpa modal, jual gambar vektor, cuan dari microstock, ide konten microstock, keyword microstock, jual foto pemula

Share:

Kenapa Sekarang Upload di Adobe Stock Ada Limitnya?



Bagi para kontributor Adobe Stock, salah satu hal yang cukup mengejutkan belakangan ini adalah munculnya batasan atau limit jumlah file yang bisa diunggah. Banyak yang bertanya-tanya:

“Dulu bebas upload sebanyak mungkin, kok sekarang dibatasi?”
“Apa akun saya kena penalti?”
“Apakah ini terjadi hanya di akun baru saja?”

Nah, kalau kamu juga bertanya-tanya hal yang sama, artikel ini akan membahas secara lengkap kenapa Adobe Stock sekarang menerapkan sistem limit upload, apa tujuannya, dan bagaimana kamu sebagai kontributor bisa menyikapinya dengan lebih bijak.


Apa Itu Limit Upload di Adobe Stock?

Limit upload adalah batasan jumlah file yang bisa kamu unggah dalam periode waktu tertentu, biasanya harian atau bulanan. Jumlah limit ini bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor, seperti:

  • Status akun (baru atau lama)

  • Performa akun (rasio diterima, penjualan, dsb)

  • Jenis konten yang diunggah (foto, vektor, video)

Limit bisa muncul secara otomatis tanpa pemberitahuan resmi yang jelas. Tiba-tiba saat kamu mencoba upload, muncul notifikasi seperti:

"You’ve reached the upload limit for this period."


Kenapa Adobe Stock Memberlakukan Limit Upload?

Ada beberapa alasan kuat mengapa Adobe Stock mulai menerapkan sistem ini. Berikut penjelasannya:


1. Menjaga Kualitas Konten di Marketplace

Dengan jumlah kontributor yang terus bertambah, Adobe Stock menerima ribuan hingga ratusan ribu file setiap harinya. Sayangnya, tidak semua file tersebut berkualitas atau layak jual.

Banyak yang hanya upload file asal-asalan, duplikat, atau konten generik yang tidak memenuhi standar kreatif. Dengan adanya limit, Adobe ingin mendorong para kontributor untuk lebih selektif dan fokus pada kualitas, bukan hanya mengejar kuantitas.


2. Mencegah Spam dan Duplikasi Berlebihan

Masih ada kontributor yang mengunggah file dengan varian terlalu banyak tapi kontennya sama — misalnya hanya mengubah warna background, rotasi objek sedikit, atau menambahkan elemen kecil.

Limit ini membantu Adobe menyaring konten spam atau “varian malas” yang hanya membanjiri sistem tanpa memberikan nilai tambah pada pembeli.


3. Mempercepat Proses Kurasi dan Peninjauan

Dengan volume file yang terlalu banyak, tim kurator Adobe bisa kewalahan. Efeknya adalah waktu review yang lama, bahkan bisa sampai berhari-hari atau berminggu-minggu.

Dengan sistem upload yang dibatasi, tim kurator bisa bekerja lebih efisien dan hasilnya pun lebih cepat keluar — ini menguntungkan semua pihak.


4. Memberi Kesempatan Merata ke Semua Kontributor

Adobe Stock punya banyak kontributor, baik dari negara berkembang sampai negara maju. Jika tidak dibatasi, bisa saja kontributor besar atau yang punya resource lebih akan menguasai halaman pertama hasil pencarian.

Dengan membatasi jumlah upload per akun, Adobe ingin memberi ruang yang lebih adil bagi kontributor kecil dan pemula agar tetap bisa bersaing.


5. Evaluasi Performa Akun dan Pengendalian Kualitas

Limit juga bisa jadi bagian dari sistem evaluasi kinerja akun. Jika akun kamu sering upload file yang ditolak, atau kualitasnya rendah, sistem bisa “mengerem” jumlah upload yang diizinkan sampai kamu memperbaiki portofolio dan rasio diterima.

Dengan kata lain, semakin bagus performa akunmu, semakin longgar limit yang kamu dapatkan.


Apakah Semua Akun Terkena Limit?

Tidak semua akun terkena limit dengan cara yang sama. Berikut beberapa kemungkinan skenario:

  • Akun baru: Biasanya akan langsung dibatasi untuk mencegah spam dari akun yang belum terpercaya.

  • Akun dengan rasio ditolak tinggi: Bisa jadi limit lebih ketat diberlakukan.

  • Akun aktif dan berkinerja baik: Masih bisa upload dalam jumlah besar atau bahkan tanpa limit yang terasa.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Kena Limit?

Jika kamu merasa jumlah uploadmu tiba-tiba dibatasi, jangan panik. Ini beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:

✅ 1. Fokus pada Kualitas

Upload file yang benar-benar siap jual. Pastikan komposisi bagus, bebas kesalahan teknis, dan sesuai kebutuhan pasar.

✅ 2. Kurangi Duplikasi

Hindari upload file dengan variasi terlalu mirip. Buat varian yang benar-benar unik dan berbeda satu sama lain.

✅ 3. Tingkatkan Rasio Diterima

Semakin tinggi rasio approval kamu, semakin positif penilaian sistem terhadap akunmu. Pelajari alasan penolakan dan perbaiki terus.

✅ 4. Konsisten Upload Berkualitas

Jangan patah semangat. Terus upload secara konsisten meski jumlahnya terbatas. Seiring waktu, akun kamu akan “naik level” dan bisa dapat limit yang lebih longgar.

✅ 5. Diversifikasi Situs

Kalau kamu merasa terlalu dibatasi di Adobe Stock, kamu bisa diversifikasi ke situs microstock lain seperti Shutterstock, Freepik, Dreamstime, atau Depositphotos untuk tetap produktif.


Penutup: Limit Bukan Hukuman, Tapi Filter

Meskipun terasa membatasi, sistem limit ini bukanlah hukuman, tapi bagian dari proses kurasi dan profesionalisasi platform.

Adobe ingin menjaga agar marketplace tetap sehat, kompetitif, dan hanya diisi oleh konten-konten yang layak jual dan sesuai kebutuhan pembeli.

Sebagai kontributor, kita ditantang untuk naik level: berpikir lebih strategis, memperhatikan kualitas, dan memahami kebutuhan pasar.


Semangat terus, kontributor kreatif!

Jadikan limit sebagai pendorong untuk berkembang, bukan penghalang untuk berkarya. 🎨📈


Limit upload adobe stock, adobe stock terbaru, kenapa upload dibatasi adobe, batas upload adobe, upload adobe stock kena limit, tips kontributor adobe stock, upload dibatasi di adobe, penyebab upload dibatasi adobe, solusi limit adobe stock, cara atasi limit upload, adobe stock update 2025, microstock, kontributor adobe, jual foto di adobe, jual vektor di adobe stock, strategi microstock, cara jadi kontributor adobe, upload foto adobe stock, upload vektor adobe stock, rasio diterima adobe stock, akun baru adobe stock, kualitas konten adobe, review adobe stock, sistem seleksi adobe, marketplace foto dan desain

Share:

Peluang Tambahan dari Adobe Stock: Annual vs Perpetual Free Collection



Buat kamu yang menjadi kontributor di Adobe Stock, mungkin baru saja menerima notifikasi menarik tentang dua jenis program nominasi: Annual Free Collection dan Perpetual Free Collection. Keduanya menawarkan kompensasi langsung dari Adobe untuk aset yang kamu izinkan masuk ke koleksi gratis. Tapi apa bedanya? Dan mana yang sebaiknya kamu pilih? Mari kita bahas tuntas.

Apa Itu Free Collection?

Free Collection adalah program dari Adobe Stock yang memungkinkan pengguna mengakses aset (foto, ilustrasi, vektor, dsb.) secara gratis. Adobe memilih aset-aset ini dari kontributor yang bersedia menominasikan karyanya. Sebagai imbalannya, kontributor dibayar langsung oleh Adobe — tidak berdasarkan jumlah download, tapi berdasarkan aset yang terpilih.

1. Annual Free Collection

Pada program ini, aset yang masuk akan tersedia secara gratis bagi pengguna selama 1 tahun. Kamu akan menerima kompensasi sekali bayar dari Adobe saat asetmu terpilih, tanpa tergantung berapa kali aset itu diunduh selama periode tersebut.

Kelebihan:

  • Aset kembali menjadi berbayar setelah 1 tahun.

  • Cocok untuk aset yang sudah tidak terlalu aktif dijual, tapi masih punya daya tarik visual.

  • Tetap muncul di portofolio, memberi exposure tambahan.

Pertimbangan:

  • Kamu hanya dapat pembayaran satu kali, jadi pastikan aset tersebut tidak sedang berpotensi menghasilkan royalti besar secara reguler.

2. Perpetual Free Collection

Berbeda dengan yang tahunan, aset yang masuk ke Perpetual Free Collection akan tersedia secara gratis selamanya. Sebagai gantinya, kamu akan menerima kompensasi lebih besar dari Adobe saat asetmu disetujui.

Kelebihan:

  • Pembayaran satu kali yang lebih tinggi.

  • Solusi bagus untuk aset yang sudah lama tidak laku atau kurang potensial secara komersial.

  • Tetap mendapat exposure jangka panjang.

Pertimbangan:

  • Setelah masuk ke koleksi ini, aset tidak akan menghasilkan royalti lagi.

  • Tidak cocok untuk aset yang masih punya potensi jangka panjang.

Mana yang Sebaiknya Dipilih?

Tidak ada jawaban mutlak, karena semua tergantung pada nilai dan performa aset yang kamu miliki. Berikut panduan singkat:

  • Annual cocok untuk: aset musiman, karya lama yang masih menarik, atau aset yang dulunya laku tapi kini mulai sepi.

  • Perpetual cocok untuk: aset yang tidak pernah terjual, atau karya eksperimental yang kurang laku tapi tetap layak dilihat.


Penutup

Program Free Collection ini bisa jadi strategi tambahan untuk menghasilkan pendapatan pasif dari aset lama atau kurang perform. Kamu juga bisa melihat ini sebagai bentuk promosi portofolio, karena aset gratis lebih mudah ditemukan oleh pengguna Adobe Stock.

Tapi pastikan kamu menominasikan dengan pertimbangan matang — jangan sembarangan memilih semua aset, karena begitu disetujui, keputusan itu tidak bisa dibatalkan. Tinjau portofoliomu, nilai potensi tiap aset, dan gunakan kesempatan ini secara strategis.

Adobe stock, free collection, annual free collection, perpetual free collection, kontributor adobe, jual gambar online, passive income, jualan vektor, jual foto digital, adobe stock contributor, strategi microstock, microstock indonesia, aset gratis adobe, nominasi aset, cara jual gambar, portofolio adobe stock, jualan ilustrasi, penghasilan pasif, adobe stock tips, program adobe stock, aset digital gratis, monetisasi aset digital, foto stok, vektor stok, peluang adobe stock

Share:

Cuma pakai smartphone, ibu rumah tangga bisa hasilkan jutaan rupiah



Dulu, mungkin banyak yang berpikir bahwa ibu rumah tangga hanya bisa mengandalkan penghasilan dari suami. Tapi kini, dengan perkembangan teknologi dan internet, banyak ibu rumah tangga membuktikan bahwa mereka juga bisa mandiri secara finansial — bahkan hanya dengan bermodalkan smartphone!

Ya, kamu nggak salah baca. Tanpa harus punya laptop mahal atau modal besar, seorang ibu rumah tangga bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulan hanya dari rumah. Mau tahu caranya? Yuk, simak sampai akhir!


Era Digital: Peluang Terbuka Lebar

Sekarang ini, hampir semua orang punya smartphone. Dari scroll media sosial sampai belanja online, semuanya bisa dilakukan lewat ponsel. Tapi, sayangnya masih banyak yang hanya memanfaatkannya untuk hiburan semata. Padahal, kalau tahu cara dan mau belajar sedikit saja, smartphone bisa jadi mesin uang yang sangat efektif.

Apalagi untuk ibu rumah tangga yang punya keterbatasan waktu karena harus mengurus anak dan rumah, pekerjaan digital ini bisa jadi solusi tepat karena:

  • Bisa dikerjakan fleksibel kapan saja

  • Tidak perlu keluar rumah

  • Tidak butuh alat mahal

  • Banyak yang tidak perlu skill tinggi


Apa Saja Peluangnya?

Berikut beberapa contoh aktivitas atau pekerjaan yang bisa menghasilkan uang hanya dari smartphone:

1. Jualan Online

Platform seperti Shopee, Tokopedia, atau bahkan WhatsApp bisa dimanfaatkan untuk jualan. Entah itu makanan rumahan, baju anak, atau kerajinan tangan, semuanya bisa dipasarkan hanya dari HP. Banyak ibu rumah tangga yang awalnya coba-coba, kini bisa menghasilkan omzet jutaan rupiah per bulan!

2. Menjadi Reseller atau Dropshipper

Nggak punya produk sendiri? Nggak masalah! Cukup jadi reseller atau dropshipper. Kamu bisa menjual produk orang lain tanpa harus menyetok barang. Tinggal upload foto, promosi via media sosial, dan semua transaksi bisa di-handle lewat smartphone.

3. Content Creator & Influencer

Suka cerita di Instagram atau TikTok? Jangan cuma buat lucu-lucuan. Sekarang banyak brand mencari micro influencer untuk promosi produk mereka. Dengan konsistensi dan konten yang menarik, kamu bisa dapat endorse dan bayaran ratusan ribu sampai jutaan sekali posting.

4. Menjual Foto atau Desain Digital

Kalau kamu hobi foto, bisa banget jualan di situs microstock seperti Shutterstock atau Adobe Stock. Bahkan hanya dengan kamera HP, kamu bisa jual foto dengan harga dolar. Untuk yang suka desain, kamu juga bisa buat template, stiker, atau printable lalu dijual di Etsy atau Creative Market — semua bisa dikerjakan lewat HP!

5. Isi Survei Online atau Jadi Freelance Writer

Beberapa situs menyediakan bayaran untuk isi survei atau jadi penulis lepas. Memang tidak langsung besar, tapi untuk tambahan uang jajan atau pulsa, lumayan banget! Beberapa aplikasi survei bahkan tersedia di Play Store dan bisa langsung diakses.


Tips Memulai untuk Ibu Rumah Tangga

  1. Mulai dari yang kamu suka: Misalnya suka masak? Foto makanannya dan upload. Suka cerita? Coba bikin konten.

  2. Manfaatkan waktu luang: Sambil anak tidur atau nonton, kamu bisa edit, upload, atau promosi produk.

  3. Jangan takut gagal: Awal-awal pasti nggak langsung laris. Tapi kalau konsisten, hasilnya pasti datang.

  4. Terus belajar: Banyak tutorial gratis di YouTube, TikTok, dan blog. Pelajari satu hal kecil tiap hari.


Penutup: Rezeki Digital Itu Nyata!

Jadi, buat para ibu rumah tangga di luar sana: jangan remehkan smartphone di tanganmu. Itu bukan hanya alat komunikasi, tapi bisa jadi alat untuk menambah penghasilan, membantu ekonomi keluarga, bahkan bikin kamu bangga karena bisa mandiri secara finansial.

Mulai dari sekarang. Mulai dari yang kecil. Mulai dari HP di tanganmu.

Karena di era digital ini, peluang bukan cuma milik mereka yang di kantor, tapi juga milikmu — ibu rumah tangga hebat yang siap melangkah!


ibu rumah tangga, penghasilan ibu rumah tangga, kerja dari rumah, usaha ibu rumah tangga, cara dapat uang dari hp, bisnis online dari rumah, kerja online, ide usaha ibu rumah tangga, penghasilan tambahan, jualan online, bisnis modal kecil, cara jualan online, usaha tanpa modal, ibu rumah tangga sukses, cara menghasilkan uang, kerja pakai hp, bisnis untuk pemula, cara dapat uang dari internet, jual foto online, jual desain digital, microstock, jualan di shopee, reseller, dropshipper, jadi influencer, jadi content creator, kerja sampingan, aplikasi penghasil uang, ibu rumah tangga kreatif, bisnis digital, jual produk rumahan, cari uang dari rumah, bisnis ibu rumah tangga, usaha rumahan, ide jualan dari rumah, kerja fleksibel, passive income, cara jual foto online, cari uang pakai hp, jual foto dari hp, usaha ibu rumah tangga sukses, peluang kerja ibu rumah tangga, cari uang tanpa modal, penghasilan tambahan ibu rumah tangga, ibu rumah tangga dapat dollar, kerja santai dari rumah, ibu rumah tangga melek digital, cara mulai bisnis digital, ibu rumah tangga modern

Share:

5 Pekerjaan Online Tanpa Modal untuk Ibu Rumah Tangga



Di era digital seperti sekarang, ibu rumah tangga punya banyak peluang untuk menghasilkan uang dari rumah. Tanpa harus meninggalkan tanggung jawab keluarga, pekerjaan online bisa menjadi solusi praktis untuk membantu keuangan rumah tangga. Kabar baiknya, ada banyak jenis pekerjaan online yang bisa dilakukan tanpa modal besar, bahkan nyaris tanpa modal selain kuota internet.

Berikut ini adalah 5 pekerjaan online tanpa modal yang cocok untuk ibu rumah tangga.


1. Freelancer Menulis Artikel

Bagi ibu rumah tangga yang suka menulis, menjadi penulis lepas (freelance writer) adalah pilihan yang tepat. Banyak website, blog, dan media online yang membutuhkan penulis untuk mengisi konten mereka.

Kelebihan:

  • Bisa dikerjakan di waktu luang.

  • Hanya butuh laptop/smartphone dan internet.

  • Tidak perlu modal kecuali kuota.

Cara memulai:

  • Buat portofolio tulisan di blog pribadi atau Google Docs.

  • Daftar di platform seperti Sribulancer, Projects.co.id, Upwork, atau Fiverr.

  • Cari pekerjaan menulis artikel, copywriting, atau content writing.


2. Admin Media Sosial

Banyak pemilik usaha kecil hingga UMKM mencari orang yang bisa mengelola akun media sosial mereka. Tugasnya mulai dari membuat postingan sederhana, membalas komentar, hingga memantau aktivitas harian.

Kelebihan:

  • Cocok untuk yang aktif di media sosial.

  • Bisa dikerjakan dari HP.

  • Tidak butuh skill desain profesional, cukup Canva.

Cara memulai:

  • Pelajari cara membuat konten menarik di Instagram, Facebook, dan TikTok.

  • Tawarkan jasa ke toko online atau bisnis kecil di sekitar Anda.

  • Daftar di grup Facebook “Lowongan Kerja Admin Sosmed”.


3. Jualan Online dengan Sistem Dropship

Ibu rumah tangga juga bisa berjualan online tanpa modal stok barang dengan sistem dropship. Anda hanya perlu mempromosikan produk, sedangkan pengemasan dan pengiriman dilakukan oleh supplier.

Kelebihan:

  • Tanpa modal stok barang.

  • Bisa dikerjakan via HP.

  • Potensi penghasilan tergantung keuletan.

Cara memulai:

  • Cari supplier terpercaya di Tokopedia, Shopee, atau komunitas reseller.

  • Mulai jualan lewat WhatsApp, Instagram, atau marketplace.

  • Fokus pada produk kebutuhan sehari-hari atau produk ibu & anak.


4. Membuka Jasa Desain di Canva

Jika suka desain tapi tidak mahir software rumit, Anda bisa memanfaatkan Canva untuk membuat desain sederhana seperti poster, feed Instagram, kartu ucapan, hingga undangan digital.

Kelebihan:

  • Gratis dan mudah dipelajari.

  • Bisa langsung hasilkan uang dari jasa.

  • Cocok untuk pemula.

Cara memulai:

  • Belajar membuat desain menarik di Canva.

  • Tawarkan jasa lewat Instagram atau grup Facebook.

  • Daftar di platform microjob seperti Fiverr.


5. Kontributor di Platform Microstock

Bagi yang suka menggambar, memotret, atau membuat desain vektor, menjadi kontributor microstock di situs seperti Shutterstock, Freepik, atau Adobe Stock bisa jadi sumber passive income.

Kelebihan:

  • Hasil karya bisa dijual berulang-ulang.

  • Modal hanya kamera HP atau laptop untuk desain.

  • Bisa dikerjakan sambil mengurus rumah.

Cara memulai:

  • Buat akun kontributor di platform microstock.

  • Upload karya foto, ilustrasi, atau vektor.

  • Pelajari tren pasar agar karya cepat laku.


Penutup: Mulai dari yang Anda Suka

Bekerja dari rumah sebagai ibu rumah tangga bukan lagi mimpi. Dengan modal keterampilan dan niat yang kuat, Anda bisa menghasilkan uang tanpa harus keluar rumah. Pilihlah pekerjaan online yang sesuai dengan minat dan kemampuan, lalu mulai dari langkah kecil.

Ingat, yang terpenting adalah konsistensi dan kesabaran. Dengan memanfaatkan peluang yang ada, ibu rumah tangga pun bisa mandiri secara finansial tanpa mengabaikan keluarga.


Pekerjaan online ibu rumah tangga, kerja dari rumah tanpa modal, bisnis online tanpa modal, freelance untuk ibu rumah tangga, cara jadi penulis artikel online, admin sosial media pemula, dropship tanpa modal, jualan online ibu rumah tangga, usaha sampingan ibu rumah tangga, kerja online pakai hp, jasa desain canva, peluang usaha ibu rumah tangga, passive income dari rumah, microstock untuk pemula, kerja online tanpa pengalaman, bisnis rumahan digital, ide kerja online ibu rumah tangga, cara jualan dropship, kontributor shutterstock, freelance indonesia, kerja online di rumah, peluang bisnis online, kerja sampingan online, cari uang dari internet, ibu rumah tangga kerja online

Share:

Mendaftar shutterstock apakah harus punya NPWP?



Bagi para kreator visual di Indonesia—baik fotografer, ilustrator, desainer grafis, hingga videografer—platform microstock seperti Shutterstock menjadi salah satu ladang untuk mendapatkan penghasilan dolar dari karya digital. Namun, saat hendak memulai, banyak pemula yang bertanya-tanya soal persyaratan administratif, terutama mengenai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

Sebenarnya, apakah mendaftar Shutterstock wajib punya NPWP? Mari kita kupas secara lengkap dan tuntas.


1. Mengenal Shutterstock dan Sistem Pembayaran Royalti

Shutterstock adalah salah satu marketplace global yang menjual konten digital berupa foto, ilustrasi vektor, video, dan musik. Kreator yang mengunggah karya disebut contributor, dan akan mendapatkan penghasilan dari setiap lisensi atau penjualan yang terjadi.

Nah, karena Shutterstock berbasis di Amerika Serikat, ada satu hal penting yang harus dipahami: pajak penghasilan. Shutterstock akan memotong pajak dari penghasilan kontributor asing, termasuk dari Indonesia, sesuai aturan perpajakan internasional.


2. Fakta Penting: NPWP Bukan Syarat Mendaftar

Secara teknis, NPWP tidak diwajibkan saat mendaftar akun Shutterstock. Proses pendaftaran cukup sederhana:

  • Mengisi data diri (nama, email, alamat),

  • Verifikasi identitas dengan KTP atau paspor,

  • Upload karya pertama.

Tidak ada kolom khusus yang meminta NPWP saat mendaftar.

Namun, urusan pajak akan muncul saat mengisi formulir tax form di akun contributor.


3. Tax Form Shutterstock: Wajib Diisi, Tapi Tidak Butuh NPWP

Shutterstock mewajibkan semua kontributor mengisi formulir pajak (Tax Form) sesuai aturan Internal Revenue Service (IRS) Amerika Serikat.

Bagi kontributor Indonesia, biasanya akan diminta mengisi formulir W-8BEN. Formulir ini digunakan oleh non-resident aliens (orang asing di luar AS) untuk menyatakan bahwa mereka berhak atas pengurangan pajak sesuai perjanjian pajak antara negaranya dan Amerika.

➡️ Isi yang diminta dalam W-8BEN:

  • Nama lengkap,

  • Negara domisili,

  • TIN (Taxpayer Identification Number) jika ada,

  • Tanda tangan digital.

Nah, di bagian TIN ini lah pertanyaan tentang NPWP sering muncul.


4. TIN (Tax Identification Number) dan Hubungannya dengan NPWP

TIN adalah istilah global untuk nomor identifikasi pajak. Di Indonesia, TIN setara dengan NPWP.

  • Jika Anda punya NPWP, maka Anda bisa mengisinya di kolom TIN.

  • Jika belum punya NPWP, Anda tetap bisa mengosongkan kolom TIN.

Namun, ada konsekuensinya.

❗ Konsekuensi Tidak Mengisi TIN (Tidak Ada NPWP)

Jika kolom TIN dibiarkan kosong, Shutterstock akan memotong pajak dari penghasilan Anda sebesar 30%.

Sebaliknya, jika Anda mengisi TIN (dengan NPWP Anda), potongan pajak akan lebih kecil, mengikuti tarif perjanjian pajak antara Indonesia dan Amerika Serikat, yaitu sebesar 10%.


5. Jadi, Harus Punya NPWP atau Tidak?

Kesimpulannya:

  • Untuk mendaftar akun Shutterstock, Anda tidak wajib punya NPWP.

  • Tapi untuk mengurangi potongan pajak dari 30% menjadi 10%, sebaiknya Anda memiliki NPWP dan mengisi TIN saat submit W-8BEN.

Keputusan ada di tangan Anda:

Punya NPWP              Potongan Pajak
       Tidak                        30%
         Ya                        10%

Jadi, jika Anda serius ingin mendapatkan penghasilan dari Shutterstock secara berkelanjutan, punya NPWP adalah langkah bijak agar tidak rugi di pemotongan pajak.


6. Bagaimana Jika Belum Punya NPWP?

Jika Anda belum punya NPWP, tidak perlu panik. Anda masih bisa memulai dan mendaftar sebagai kontributor. Sambil berjalan, Anda bisa mengurus pembuatan NPWP secara online lewat website DJP (Direktorat Jenderal Pajak) atau mendatangi kantor pajak terdekat.

Setelah NPWP jadi, Anda bisa update data di Shutterstock dan mengajukan ulang formulir W-8BEN dengan TIN terisi agar potongan pajaknya berkurang.


7. Penting: Pajak Lokal Tetap Harus Dilaporkan

Meskipun Shutterstock sudah memotong pajak di level internasional, sebagai warga negara Indonesia Anda tetap wajib melaporkan penghasilan dari luar negeri dalam SPT Tahunan. Di sinilah peran NPWP menjadi semakin penting agar Anda bisa patuh pajak sesuai regulasi di Indonesia.


8. Penutup: Memulai Dulu, Lengkapi Kemudian

Banyak pemula terlalu khawatir dengan urusan NPWP sehingga menunda untuk memulai di Shutterstock. Padahal, langkah pertama yang paling penting adalah memulai mengupload karya dan belajar tentang pasar microstock.

NPWP bisa diurus sambil jalan, terutama setelah Anda mulai mendapatkan penghasilan.

Ingat:

  • Daftar tidak harus pakai NPWP.

  • Tapi untuk potongan pajak lebih ringan, punya NPWP sangat disarankan.

Shutterstock indonesia, cara daftar shutterstock, npwp shutterstock, pajak shutterstock, tax form shutterstock, w-8ben shutterstock, npwp microstock, penghasilan dolar shutterstock, potongan pajak shutterstock, contributor shutterstock, npwp untuk freelancer, pajak penghasilan luar negeri, npwp dan royalti, cara mengisi w-8ben, npwp online, perjanjian pajak indonesia amerika, passive income shutterstock,
Share:

Sisi Gelap Dunia Freelance yang Jarang Dibahas



Freelance sering digambarkan sebagai dunia impian: kerja di mana saja, jam kerja fleksibel, bebas dari aturan kantor, dan potensi penghasilan tanpa batas. Namun di balik kebebasan itu, ada sisi gelap yang jarang diangkat ke permukaan. Dunia freelance tidak selalu seindah yang terlihat di Instagram atau video motivasi. Di artikel ini, kita akan kupas tuntas realita pahit yang sering tersembunyi di balik label "kerja bebas".

1. Ketidakpastian Penghasilan

Berbeda dengan pekerja kantoran yang menerima gaji tetap setiap bulan, freelancer hidup dengan ketidakpastian. Ada bulan-bulan di mana proyek mengalir deras, namun ada juga masa paceklik di mana orderan sepi. Fluktuasi penghasilan ini bisa memicu kecemasan, terutama bagi yang belum memiliki dana darurat.

"Kamu bisa dapat 10 juta minggu ini, tapi bulan depan bisa nol rupiah."
Itulah risiko yang harus dihadapi.

2. Jam Kerja Tanpa Batas

Fleksibilitas sering disalahartikan sebagai kebebasan total. Faktanya, banyak freelancer yang justru bekerja lebih lama dari karyawan biasa. Tanpa batas waktu kerja yang jelas, hari-hari bisa dipenuhi lembur demi mengejar deadline atau menumpuk proyek agar penghasilan stabil.

Ironisnya, istilah "work-life balance" sering hanya menjadi jargon kosong.

3. Klien Toxic & Penawaran Tidak Masuk Akal

Freelancer pasti pernah bertemu dengan klien toxic: suka mengubah brief sepihak, menawar harga semurah mungkin, bahkan tidak membayar setelah pekerjaan selesai. Di platform freelance internasional, banyak freelancer pemula terjebak dalam lingkaran "bidding war" dengan tarif tak manusiawi.

Contohnya: Proyek desain logo dihargai cuma $5, lengkap dengan revisi tanpa batas.

4. Rasa Kesepian & Minimnya Apresiasi

Bekerja sendirian dari rumah atau kafe memang nyaman, tapi dalam jangka panjang bisa memicu rasa kesepian. Tidak ada rekan kerja untuk berdiskusi, tidak ada "teman ngopi kantor", dan minim interaksi sosial. Ditambah lagi, apresiasi terhadap hasil kerja seringkali datangnya sepi—berbeda dengan lingkungan kerja formal yang lebih terstruktur.

5. Tekanan Menjadi "One Man Show"

Freelancer harus bisa menjadi desainer, marketing, admin, customer service, sekaligus finance manager untuk diri sendiri. Semua peran harus dijalankan sendiri, terutama di awal karir. Beban mental ini sering membuat freelancer merasa burnout, meski secara teknis mereka "bekerja untuk diri sendiri".

6. Sulitnya Menjaga Kesehatan Mental

Tanpa jadwal kerja teratur dan dengan tekanan finansial yang fluktuatif, banyak freelancer mengalami gangguan kesehatan mental seperti anxiety, stress kronis, hingga depresi ringan. Tidak adanya fasilitas seperti BPJS Kesehatan dari kantor membuat mereka harus mandiri dalam menjaga kondisi fisik dan mental.

7. Tidak Ada Jaminan Sosial atau Tunjangan

Tidak ada THR, cuti berbayar, uang lembur, atau pensiun. Freelancer harus menyiapkan semuanya sendiri, termasuk asuransi dan tabungan masa depan. Hal ini sering kali terlupakan hingga akhirnya menjadi bom waktu di masa tua.

8. Overpromising di Media Sosial

Banyak konten yang menggambarkan hidup freelance sebagai "enak-enaknya saja": kerja di pantai, penghasilan dolar, hidup santai. Padahal di balik itu, ada jam kerja brutal, proyek trial & error, dan perjalanan panjang sebelum bisa merasakan stabilitas.

Narasi "quit your job and be free" sering kali menyesatkan mereka yang belum siap mental & finansial.


Kesimpulan

Dunia freelance memang menawarkan kebebasan dan potensi penghasilan besar, tapi ada harga yang harus dibayar: ketidakpastian, beban kerja berlebih, risiko mental, dan tanggung jawab penuh atas diri sendiri.

Menjadi freelancer bukan berarti lebih mudah, melainkan lebih mandiri.
Maka penting untuk masuk ke dunia ini dengan persiapan matang, bukan sekadar ikut-ikutan tren.

Freelance realita, sisi gelap freelance, kerja remote tantangan, penghasilan freelancer tidak pasti, burnout freelance, klien toxic, freelancer pemula, kerja tanpa batas, risiko jadi freelancer, mental health freelance, kesepian kerja sendiri, fluktuasi penghasilan, overwork freelancer, self management, marketing untuk freelancer, manajemen waktu freelance, hidup tanpa gaji tetap, freelance vs karyawan, tekanan dunia freelance, freelancer Indonesia, kerja online tantangan, freelancer one man show, jaminan sosial freelance, kebebasan semu freelance, miskonsepsi kerja freelance

Share:

Follow blog ini

Berlangganan lewat email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Blog Archive

Followers