Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak kontributor microstock, dari pemula sampai yang senior, pernah bertanya-tanya soal fenomena ini. Nah, di artikel ini, kita akan bongkar kenapa gambar yang "jelek" pun bisa laku, bahkan kadang lebih laku daripada gambar yang "bagus" versi kita.
1. Microstock Bukan Kontes Karya Seni
Kebutuhan mereka seringkali praktis, bukan soal estetika:
-
Desainer butuh gambar cepat untuk klien mereka.
-
Blogger cari ilustrasi untuk mendukung artikel.
-
Perusahaan butuh foto untuk presentasi.
Selama gambar itu relevan dan memenuhi fungsi, masalah "jelek" atau "bagus" jadi nomor sekian.
2. Gambar Jelek = Gambar Spesifik
Kadang gambar yang kelihatan biasa aja, bahkan cenderung jelek, mewakili sesuatu yang sangat spesifik.
Contoh:
-
Foto jalanan becek.
-
Ilustrasi tangan memegang paku karatan.
-
Gambar kartun sederhana tentang sakit perut.
Bisa jadi, gambar seperti ini jarang ada yang buat, jadi persaingannya kecil. Pembeli yang butuh gambar itu, tidak punya banyak pilihan lain. Mau tidak mau, mereka beli walau tampilannya pas-pasan.
3. Microstock Menyukai Kuantitas
Logikanya sederhana:
-
Kalau kamu punya 100 gambar biasa-biasa aja, peluangmu lebih besar ketimbang 1 gambar super artistik.
-
Traffic ke portfolio kamu lebih banyak, kemungkinan pembelian juga naik.
Karena itu, gambar-gambar "jelek" yang banyak di-upload tetap punya peluang untuk laku, karena mereka memenuhi kebutuhan pasar yang luas dan beragam.
4. Banyak Pembeli Tidak Punya Standar Tinggi
-
Blogger pribadi
-
Pemilik usaha kecil
-
Guru yang cari materi presentasi
-
Penulis buku indie
-
Content creator
5. Emosi dan Cerita Lebih Penting
Gambar yang "jelek" kadang justru terasa lebih jujur, lebih relatable, dan menyampaikan emosi yang dibutuhkan pembeli.
Misalnya:
-
Foto buram seseorang tersenyum polos lebih menyentuh dibandingkan foto studio yang super kinclong.
-
Ilustrasi kartun canggung tentang kegagalan lebih mudah diterima daripada ilustrasi ultra-polished yang terasa terlalu formal.
Koneksi emosional membuat pembeli mau klik tombol beli — bukan semata-mata karena keindahan visualnya.
Kesimpulan: Fokus pada Kebutuhan, Bukan Sempurna
-
Apakah gambar ini menyelesaikan masalah atau kebutuhan orang?
-
Apakah gambar ini relevan untuk industri tertentu?
-
Apakah gambar ini spesifik dan jarang ada stok serupa?
Kalau jawabannya "ya", maka peluang laku itu tetap ada — bahkan kalau menurutmu gambarnya "jelek".
0 comments:
Post a Comment
Ada pertanyaan atau komentar? Tulis saja, nanti saya jawab.