Blog para freelancer

Showing posts with label shutterstock. Show all posts
Showing posts with label shutterstock. Show all posts

Kenapa ya review upload karya di shutterstock sekarang lama banget?



Bagi para kontributor microstock, khususnya di platform Shutterstock, waktu review karya yang diunggah adalah salah satu momen paling mendebarkan. Setelah kita bersusah payah membuat desain, foto, ilustrasi, atau footage, kita tentu berharap hasil karya kita cepat direview dan di-approve. Tapi belakangan ini, banyak kontributor yang mengeluhkan bahwa proses review di Shutterstock terasa jauh lebih lama dari biasanya. Sebenarnya, kenapa review upload karya di Shutterstock sekarang bisa lama banget? Berikut beberapa kemungkinan penyebab dan tips yang bisa kamu perhatikan.


1. Lonjakan Jumlah Kontributor dan Upload

Selama beberapa tahun terakhir, jumlah kontributor Shutterstock meningkat drastis. Apalagi sejak pandemi, makin banyak orang yang mencari penghasilan tambahan secara online, salah satunya lewat microstock. Akibatnya, jumlah karya yang masuk ke Shutterstock setiap harinya meningkat tajam, membuat tim reviewer mereka kewalahan.


2. Kebijakan Kualitas yang Meningkat

Shutterstock semakin ketat dalam menyeleksi karya demi menjaga kualitas platform mereka. Ini berarti setiap karya kini diperiksa lebih detail untuk menghindari konten yang repetitif, melanggar hak cipta, atau kualitas rendah. Proses ini membutuhkan waktu lebih lama per item dibandingkan sebelumnya.


3. Review Footage dan AI Art Makin Memakan Waktu

Jenis konten seperti footage (video) atau karya yang terindikasi menggunakan AI (Artificial Intelligence) juga memerlukan perhatian khusus. Konten ini tidak hanya diperiksa dari sisi teknis, tapi juga dari sisi orisinalitas dan lisensi. Jadi jika kamu upload footage atau karya AI, jangan heran kalau review-nya lebih lama.


4. Adanya Penyesuaian Algoritma dan Sistem Internal

Kadang, Shutterstock melakukan update sistem internal yang bisa memengaruhi kecepatan proses review. Hal ini bisa saja terjadi tanpa pemberitahuan resmi kepada kontributor, namun efeknya cukup terasa. Sistem otomatisasi juga bisa mengalami delay atau butuh penyesuaian ketika sistem sedang diperbarui.


5. Kendala di Hari Libur Internasional

Meskipun Shutterstock adalah platform global, tim review-nya sebagian besar berada di zona waktu tertentu. Ketika ada libur besar seperti Natal, Tahun Baru, atau Thanksgiving, proses review bisa melambat karena jumlah reviewer yang bertugas berkurang. Ini hal yang wajar dan sering terjadi setiap tahun.


6. Batch Upload yang Besar

Kalau kamu upload banyak karya sekaligus (misalnya puluhan hingga ratusan), sistem biasanya akan memprosesnya dalam batch. Ada kalanya batch ini menunggu giliran untuk diperiksa, sehingga seluruh batch tertunda hingga reviewer mulai mengulasnya satu per satu.


7. Apakah Ada Masalah Teknis?

Dalam beberapa kasus, keterlambatan bukan karena faktor sistem atau sumber daya manusia, tetapi karena ada bug atau error teknis dalam sistem upload Shutterstock. Cek kembali apakah karya kamu sudah benar-benar masuk ke dashboard “In Review”, atau justru gagal ter-upload dengan sempurna.


8. Apa yang Bisa Dilakukan?

Meskipun proses review berada di luar kendali kita sebagai kontributor, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

  • Jangan hapus dan upload ulang. Ini justru bisa memperlambat.

  • Upload di waktu yang tidak padat. Beberapa kontributor menyarankan menghindari hari Jumat dan akhir pekan.

  • Pantau forum komunitas Shutterstock atau grup microstock untuk melihat apakah keterlambatan juga dialami orang lain.

  • Fokus produksi karya lain sambil menunggu. Gunakan waktu tunggu untuk tetap produktif dan menyiapkan batch berikutnya.


9. Sabar dan Konsisten adalah Kunci

Banyak kontributor senior mengalami hal yang sama. Intinya, bersabar dan tetap konsisten dalam mengupload karya adalah kunci utama di dunia microstock. Meski review lama, jika karyamu lolos, tetap akan berpotensi menghasilkan pendapatan pasif yang terus mengalir.


Kesimpulan

Proses review yang lebih lama di Shutterstock bukan berarti sistemnya rusak, tetapi lebih karena adanya peningkatan volume, ketatnya kontrol kualitas, dan perubahan kebijakan internal. Sebagai kontributor, kita memang harus beradaptasi dan memahami bahwa perubahan ini adalah bagian dari perkembangan platform.

Jangan menyerah hanya karena review lama. Fokus terus berkarya, tingkatkan kualitas, dan gunakan waktu menunggu dengan produktif. Siapa tahu, karya berikutnya adalah yang bisa laku ribuan kali!



Shutterstock, review shutterstock, upload shutterstock, kenapa lama, microstock indonesia, jual desain online, jual foto online, shutterstock contributor, karya ditolak, shutterstock review delay, microstock tips, jual vector, jual ilustrasi, desain vektor, jual desain, review lama shutterstock, waktu tunggu shutterstock, upload ditolak, vector microstock, passive income desain, jual karya digital, kontributor shutterstock, illustrasi shutterstock, cara upload shutterstock, microstock indonesia 2025, reviewer shutterstock, keluhan shutterstock, keterlambatan review, bug shutterstock, update shutterstock, stock photo indonesia, review karya, upload vector, upload foto, stock vector, jual ilustrasi, market desain online, pendapatan pasif, upload design shutterstock, submit karya shutterstock, upload slow, shutterstock update 2025, kontributor microstock, review stuck, karya tidak direview, microstock pemula, kontributor foto, designer microstock, vector artwork, upload ai art

Share:

Apa saja hambatan microstocker pemula?



Menjadi seorang microstocker memang terlihat menarik—bisa menghasilkan uang dari karya kreatif, bekerja secara fleksibel, dan memiliki potensi penghasilan pasif. Namun, bagi pemula, perjalanan ini tidak selalu mulus. Ada berbagai hambatan yang bisa membuat mereka merasa frustrasi atau bahkan menyerah sebelum benar-benar memahami dunia microstock. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi oleh microstocker pemula:

1. Standar Kualitas yang Tinggi

Platform microstock memiliki standar yang ketat dalam menerima karya. Foto harus memiliki pencahayaan yang baik, tidak boleh ada noise yang berlebihan, dan harus memiliki komposisi yang menarik. Begitu pula dengan ilustrasi vektor, yang harus bersih, bebas dari kesalahan teknis seperti garis yang tidak rapi atau warna yang tidak sesuai. Bagi pemula, memahami standar ini bisa menjadi tantangan besar.

2. Kurva Belajar yang Curam

Microstock bukan sekadar tentang mengunggah gambar dan menunggu uang masuk. Seorang microstocker harus memahami tren pasar, teknik editing, keywording yang efektif, serta strategi pemasaran agar karyanya bisa bersaing. Semua ini memerlukan waktu untuk dipelajari dan diterapkan dengan benar.

3. Persaingan yang Ketat

Saat ini, ada ribuan bahkan jutaan kontributor yang mengunggah karya mereka ke berbagai situs microstock. Dengan persaingan yang begitu ketat, seorang pemula harus berusaha lebih keras untuk membuat karyanya terlihat dan diminati pembeli. Tanpa strategi yang tepat, karya mereka bisa tenggelam di antara jutaan aset lainnya.

4. Penolakan yang Berulang

Salah satu hal yang sering membuat pemula frustrasi adalah penolakan dari situs microstock. Setiap platform memiliki alasan sendiri dalam menolak suatu karya, seperti masalah teknis, kurangnya nilai komersial, atau pelanggaran hak cipta. Menghadapi penolakan berulang bisa membuat semangat menurun, tetapi ini adalah bagian dari proses belajar.

5. Kurangnya Pemahaman tentang Hak Cipta

Microstocker harus memahami aturan tentang hak cipta dan model release. Menggunakan elemen yang memiliki hak cipta tanpa izin, seperti merek dagang, logo, atau bahkan wajah seseorang tanpa model release, bisa menyebabkan penolakan atau bahkan masalah hukum.

6. Penghasilan yang Tidak Langsung Besar

Banyak pemula yang berharap bisa langsung mendapatkan penghasilan besar dari microstock, padahal kenyataannya tidak demikian. Butuh waktu untuk membangun portofolio yang besar dan berkualitas. Di awal, penghasilan mungkin kecil, tetapi jika konsisten dan terus belajar, potensi penghasilan bisa meningkat secara bertahap.

7. Manajemen Waktu yang Tidak Efektif

Bagi yang menjalani microstock sebagai pekerjaan sampingan, mengatur waktu bisa menjadi tantangan. Butuh disiplin untuk terus menghasilkan karya secara konsisten, terutama karena microstock adalah bisnis jangka panjang yang membutuhkan investasi waktu yang cukup besar di awal.

Kesimpulan: Pantang Menyerah dan Terus Berkembang

Meskipun ada banyak hambatan dalam perjalanan sebagai microstocker pemula, bukan berarti tidak mungkin untuk sukses. Kuncinya adalah konsistensi, kesabaran, dan kemauan untuk terus belajar. Setiap penolakan adalah kesempatan untuk memperbaiki kualitas karya, setiap tantangan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan. Dengan strategi yang tepat dan semangat yang tak mudah pudar, siapa pun bisa membangun karier yang sukses di dunia microstock.

Share:

Panduan Lengkap Memulai Karier di Dunia Microstock untuk Pemula

 

Panduan Lengkap Memulai Karier di Dunia Microstock untuk Pemula

Dunia microstock semakin populer di kalangan kreator digital, baik itu desainer grafis, fotografer, maupun ilustrator. Bagi kamu yang ingin memulai karier di dunia microstock, artikel ini akan memberikan panduan lengkap untuk memahami konsep, memulai perjalanan, dan meraih kesuksesan. Yuk, simak langkah-langkah berikut!

Apa Itu Microstock?

Microstock adalah platform yang memungkinkan kreator menjual karya digital seperti foto, ilustrasi vektor, video, atau audio secara online. Platform ini menjadi perantara antara kreator dan pembeli yang membutuhkan karya untuk keperluan komersial atau editorial. Contoh situs microstock populer adalah Shutterstock, Adobe Stock, iStock, dan Freepik.

Keunggulan microstock adalah kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif. Setelah karyamu diunggah dan diterima, kamu akan mendapatkan royalti setiap kali ada yang mengunduh karyamu.

Kenapa Harus Memulai Karier di Microstock?

  • Penghasilan Pasif: Karya yang kamu unggah dapat terus menghasilkan uang selama bertahun-tahun.

  • Fleksibilitas Waktu: Kamu bisa bekerja kapan saja dan di mana saja.

  • Pasar Global: Karyamu bisa diakses oleh pelanggan di seluruh dunia.

  • Tanpa Modal Besar: Kamu hanya perlu perangkat kerja seperti komputer, software desain, dan koneksi internet.

Langkah-Langkah Memulai di Dunia Microstock

1. Pilih Niche atau Kategori Karya

Fokus pada kategori yang kamu kuasai atau minati, seperti:

  • Fotografi: Landscape, makanan, orang, atau produk.

  • Ilustrasi: Karakter, ikon, atau desain template.

  • Video: Footage drone, video pendek, atau animasi.

Menentukan niche akan membantumu lebih mudah dikenali dan memproduksi karya yang konsisten.

2. Persiapkan Peralatan dan Software

Untuk memulai, kamu memerlukan:

  • Peralatan: Kamera berkualitas (untuk fotografer), komputer atau laptop dengan spesifikasi memadai.

  • Software: Adobe Illustrator, Photoshop, atau software alternatif seperti Affinity Designer dan GIMP.

3. Pilih Platform Microstock yang Tepat

Beberapa platform memiliki aturan dan pasar yang berbeda. Berikut beberapa platform yang populer:

  • Shutterstock: Cocok untuk pemula, pasar besar, tetapi seleksi ketat.

  • Adobe Stock: Mudah diakses oleh pengguna Adobe Creative Cloud.

  • Freepik Contributor: Fokus pada ilustrasi vektor dan template desain.

4. Pelajari Aturan dan Kriteria Kualitas

Setiap platform memiliki standar kualitas yang harus kamu penuhi. Misalnya:

  • Resolusi tinggi untuk foto atau video.

  • File vektor harus rapi dan bebas dari error.

  • Tidak mengandung elemen yang melanggar hak cipta.

Pastikan juga kamu memahami lisensi dan peraturan hak cipta agar karyamu tidak ditolak.

5. Buat dan Unggah Karya Pertamamu

Mulailah dengan membuat karya berkualitas yang sesuai dengan tren pasar. Gunakan keyword atau tag yang relevan agar karya mudah ditemukan. Beberapa tips:

  • Riset kata kunci menggunakan platform seperti Shutterstock Keyword Tool.

  • Gunakan judul dan deskripsi yang menarik dan informatif.

6. Konsisten dan Pantang Menyerah

Awal memulai microstock mungkin terasa menantang, terutama saat karya pertamamu ditolak. Namun, tetaplah konsisten dan terus belajar dari kesalahan. Semakin banyak karyamu yang diterima, semakin besar peluang mendapatkan penghasilan.

Tips Tambahan untuk Pemula

  • Ikuti Tren: Selalu perhatikan tren desain atau tema yang sedang populer di pasar microstock.

  • Bergabung dengan Komunitas: Diskusikan pengalamanmu di forum atau grup kreator untuk mendapatkan insight dan tips.

  • Manajemen Waktu: Tetapkan jadwal kerja agar kamu bisa produktif tanpa merasa kewalahan.

Penutup

Memulai karier di dunia microstock membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kreativitas. Dengan mengikuti panduan di atas, kamu bisa mulai mengembangkan portofolio dan membuka peluang penghasilan pasif yang menjanjikan. Jangan lupa untuk terus belajar dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Selamat mencoba, dan semoga sukses di dunia microstock!

Share:

Fokuslah ke shutterstock dulu sebelum ekspansi ke platform lain



Ada beberapa alasan kenapa microstocker pemula sering disarankan untuk menjadi kontributor Shutterstock terlebih dahulu sebelum mencoba platform lain:

1. Proses Pendaftaran yang Relatif Mudah

Shutterstock memiliki proses pendaftaran yang lebih mudah dibanding beberapa platform lain, terutama untuk pemula. Persyaratan pengajuan karya awalnya cukup jelas, sehingga pemula bisa lebih cepat memahami standar platform microstock.


2. Traffic dan Pangsa Pasar yang Besar

Shutterstock adalah salah satu platform terbesar di industri microstock dengan basis pengguna global yang sangat besar. Ini memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan penjualan, bahkan untuk kontributor baru.


3. Feedback yang Berguna

Shutterstock memberikan feedback yang cukup spesifik untuk karya yang ditolak, seperti alasan teknis atau estetika. Hal ini membantu pemula belajar memahami standar kualitas di industri microstock.


4. Komisi dan Struktur Penghasilan yang Transparan

Sebagai pemula, penghasilan dari Shutterstock mungkin kecil di awal, tapi struktur komisinya cukup jelas. Anda bisa belajar memahami pola penghasilan dari microstock dan bagaimana meningkatkan portofolio untuk mendongkrak pendapatan.


5. Standar Karya yang Relevan

Shutterstock memiliki standar kurasi yang ketat, tetapi tidak seketat platform lain seperti Adobe Stock. Ini memberikan keseimbangan antara tantangan belajar dan peluang diterima.


6. Membantu Membentuk Portofolio Awal

Sebagai kontributor pemula, Anda dapat menggunakan pengalaman di Shutterstock untuk membangun portofolio berkualitas yang juga dapat diterima di platform lain. Jika sudah terbiasa dengan proses seleksi dan permintaan Shutterstock, biasanya lebih mudah mendaftar ke platform lain seperti Adobe Stock, iStock, Dreamstime dan lainnya.

Kesimpulan

Mulai dengan Shutterstock membantu pemula mempelajari dasar-dasar industri microstock tanpa terlalu banyak tekanan. Setelah memahami alur kerja dan mengembangkan portofolio yang solid, Anda bisa berekspansi ke platform lain untuk memperluas peluang penghasilan.

Share:

Seberapa besar perusahaan shutterstock?



Shutterstock adalah salah satu perusahaan terkemuka di industri microstock, dan skalanya sangat besar. Berikut adalah beberapa informasi mengenai ukuran dan pengaruh perusahaan ini:

Ukuran dan Cakupan Shutterstock

  1. Koleksi Aset

    • Shutterstock memiliki lebih dari 450 juta aset digital dalam portofolionya, termasuk foto, video, ilustrasi, musik, dan vektor.
    • Mereka terus menambahkan jutaan konten baru setiap bulan, yang berasal dari kontributor di seluruh dunia.
  2. Jangkauan Global

    • Shutterstock melayani pelanggan di lebih dari 150 negara dan menyediakan konten dalam 21 bahasa.
    • Basis penggunanya mencakup berbagai industri, mulai dari media, periklanan, hingga usaha kecil dan menengah.
  3. Jumlah Kontributor

    • Perusahaan memiliki lebih dari 2 juta kontributor aktif yang menyediakan konten.
  4. Pelanggan

    • Shutterstock memiliki lebih dari 2 juta pelanggan aktif, termasuk perusahaan besar seperti Google, BBC, dan Disney.

Keuangan dan Pendapatan

  1. Pendapatan Tahunan

    • Pada tahun 2022, Shutterstock melaporkan pendapatan sebesar $773 juta, yang menunjukkan stabilitas dan pertumbuhan di sektor ini.
  2. Model Bisnis

    • Shutterstock menggunakan model langganan dan pay-per-download, yang menjadikannya fleksibel untuk berbagai jenis pengguna.

Posisi di Industri

  • Salah Satu Pemimpin Pasar: Shutterstock adalah salah satu dari "Big Four" di industri microstock, bersama dengan Adobe Stock, iStock, dan Getty Images.
  • Inovasi Teknologi: Perusahaan ini berinvestasi dalam teknologi seperti pencarian berbasis AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Nilai Pasar

  • Shutterstock terdaftar di Bursa Efek New York (NYSE) dengan kode saham SSTK. Pada puncaknya, kapitalisasi pasarnya mencapai miliaran dolar.

Relevansi untuk Kontributor

Sebagai salah satu platform microstock terbesar, Shutterstock adalah tempat yang sangat kompetitif. Namun, karena basis pengguna yang luas, potensi penjualan aset juga sangat besar.

Share:

Apakah bisnis microstock bisa disebut pasif income?













Bisnis microstock bisa disebut sebagai passive income, tetapi dengan beberapa catatan. Pendapatan dari microstock memang cenderung bersifat pasif setelah Anda membangun portofolio yang solid, tetapi ada kerja keras di awal untuk mencapai tahap itu. Berikut penjelasannya:

Mengapa Microstock Bisa Menjadi Passive Income

  1. Penghasilan dari Karya yang Sudah Diunggah

    • Sekali Anda mengunggah karya ke platform microstock, karya tersebut bisa terus menghasilkan pendapatan selama bertahun-tahun tanpa perlu diperbarui.
    • Klien dapat membeli karya Anda kapan saja, bahkan saat Anda tidak aktif bekerja.
  2. Skalabilitas

    • Dengan satu desain, Anda dapat menjangkau banyak pembeli tanpa batasan jumlah.
    • Platform microstock mengelola distribusi, pemasaran, dan transaksi, sehingga Anda tidak perlu repot.
  3. Diversifikasi Portofolio

    • Semakin banyak karya yang diunggah, semakin besar peluang pendapatan pasif.
    • Portofolio yang beragam juga meningkatkan stabilitas penghasilan.

Tantangan Menuju Pendapatan Pasif

  1. Investasi Waktu dan Tenaga di Awal

    • Butuh waktu untuk membuat dan mengunggah karya berkualitas tinggi dalam jumlah cukup banyak.
    • Anda juga perlu memahami tren pasar, kata kunci, dan kebutuhan pelanggan.
  2. Persaingan yang Ketat

    • Agar karya Anda ditemukan di antara jutaan lainnya, Anda perlu strategi yang baik, seperti penggunaan metadata yang optimal.
  3. Ketergantungan pada Platform

    • Pendapatan pasif Anda bisa dipengaruhi oleh kebijakan platform, perubahan algoritma, atau bahkan penurunan jumlah pembeli.
  4. Perlu Pemeliharaan

    • Meskipun pasif, sesekali Anda tetap perlu memperbarui portofolio, menyesuaikan tren, atau mengunggah karya baru untuk menjaga relevansi.

Kesimpulan

Microstock bisa menjadi sumber passive income, tetapi itu lebih tepat disebut sebagai semi-passive income. Anda perlu upaya berkelanjutan, terutama di awal, untuk membangun portofolio yang besar dan relevan. Setelah itu, pendapatan bisa mengalir lebih stabil dengan sedikit usaha tambahan.

Share:

Kenapa banyak kontributor microstock menjual akun kontributor mereka?


Banyak faktor yang bisa menyebabkan kontributor microstock menjual akun kontributor mereka. Microstock adalah model bisnis di mana fotografer, ilustrator, dan pembuat konten visual lainnya dapat menjual karya mereka kepada situs web microstock, yang kemudian menjual lisensi penggunaan karya tersebut kepada pelanggan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kontributor mungkin memilih untuk menjual akun mereka:

  1. Keuangan dan Pendapatan Cepat: Beberapa kontributor mungkin membutuhkan uang cepat dan memutuskan untuk menjual akun mereka sebagai cara untuk mendapatkan pendapatan tunai segera.
  2. Kurangnya Waktu dan Sumber Daya: Menjadi seorang kontributor aktif di platform microstock memerlukan waktu dan usaha yang signifikan untuk menghasilkan dan mengunggah karya berkualitas secara konsisten. Beberapa orang mungkin merasa bahwa mereka tidak lagi memiliki waktu atau sumber daya yang cukup untuk melanjutkan kontribusi.
  3. Perubahan Prioritas atau Karier: Prioritas seseorang dalam hidup bisa berubah seiring waktu. Mungkin ada kontributor yang awalnya sangat bersemangat untuk berkontribusi ke microstock, tetapi kemudian mengalami perubahan dalam karier atau minat mereka, sehingga mereka memutuskan untuk menjual akun mereka.
  4. Ketidakpuasan dengan Hasil Finansial: Microstock bisa menjadi bisnis yang tidak stabil dari segi pendapatan. Beberapa kontributor mungkin merasa bahwa usaha yang mereka lakukan tidak sebanding dengan pendapatan yang dihasilkan, terutama jika pasar berubah atau jika karya mereka tidak mendapatkan banyak permintaan.
  5. Pemindahan Kepemilikan: Ada kemungkinan bahwa kontributor mungkin menjual akun mereka kepada orang lain yang tertarik untuk menjadi kontributor di platform microstock tanpa harus memulai dari awal.
  6. Kesulitan Bersaing: Semakin banyak kontributor yang bergabung dengan platform microstock, semakin tinggi pula tingkat kompetisi. Beberapa kontributor mungkin merasa kesulitan untuk bersaing dan memutuskan untuk menjual akun mereka kepada seseorang yang merasa dapat mengelolanya dengan lebih baik.
  7. Penghentian Bisnis atau Platform: Terkadang, platform microstock tertentu mungkin menghentikan operasinya atau mengalami perubahan signifikan dalam kebijakan atau pembayaran, yang dapat membuat beberapa kontributor memutuskan untuk menjual akun mereka dan mencari alternatif.
  8. Alasan Pribadi: Ada kemungkinan bahwa alasan pribadi, seperti masalah kesehatan atau perubahan dalam situasi kehidupan, dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk menjual akun kontributor mereka.

Penting untuk diingat bahwa menjual akun kontributor microstock adalah keputusan pribadi yang bisa dipicu oleh banyak faktor yang berbeda. Jika Anda berencana untuk membeli akun kontributor, pastikan untuk melakukan riset menyeluruh dan memahami semua aspek yang terlibat sebelum mengambil keputusan.

Share:

Beberapa jenis style foto yang laris di microstock


Buat para kontributor di situs microstock khususnya fotografer pasti pada bingung mau produksi foto apa untuk diupload di situs microstock. Kali ini mimin bakal kasih tahu beberapa jenis foto yang biasanya laris manis di situs microstock:

  1. Foto dengan tema bisnis: Foto-foto yang menampilkan orang-orang yang bekerja, melakukan presentasi, atau berinteraksi dengan rekan kerja di kantor atau tempat kerja lainnya biasanya laris di pasar microstock. Foto-foto ini dapat digunakan untuk keperluan pemasaran, promosi, atau media sosial.
  2. Foto dengan tema liburan dan wisata: Foto-foto yang menampilkan objek wisata, pemandangan alam, atau aktivitas liburan seperti berselancar atau berjemur di pantai sangat diminati di pasar microstock, terutama oleh industri pariwisata.
  3. Foto dengan tema makanan: Foto-foto yang menampilkan makanan, minuman, dan kafe atau restoran populer sangat populer di pasar microstock, terutama bagi pelanggan yang mencari gambar untuk dijadikan materi pemasaran atau menu.
  4. Foto dengan tema kehidupan sehari-hari: Foto-foto yang menampilkan orang-orang dalam kegiatan sehari-hari seperti berbelanja, berolahraga, atau berbicara di telepon juga populer di pasar microstock.
  5. Foto dengan tema teknologi: Foto-foto yang menampilkan perangkat teknologi seperti laptop, smartphone, dan tablet sering dicari oleh pelanggan yang mencari gambar untuk keperluan bisnis atau teknologi.
  6. Foto dengan tema kecantikan: Foto-foto yang menampilkan perawatan kulit, rambut, dan make-up, atau model yang menunjukkan hasil produk kecantikan juga sangat populer di pasar microstock.

Dalam menjual foto di pasar microstock, penting untuk memperhatikan tren terbaru dan menciptakan konten yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, kualitas foto juga harus terjaga dengan baik dan memiliki resolusi yang tinggi agar foto dapat digunakan dengan baik oleh pelanggan.

Pertanyaan serupa: Foto apa yang banyak didownload di microstock, microstock apa yang ramai download, foto apa yang banyak dicari di internet

Share:

Apakah upload konten di microstock bisa menjadi aset masa depan?

Apa itu Microstock?

Microstock adalah pasar online untuk penjualan lisensi foto, video, dan vektor yang dibuat oleh fotografer, videografer, atau ilustrator. Di pasar microstock, para kreator konten bisa memperoleh pendapatan dari karya mereka dengan menjual lisensi penggunaan konten mereka kepada pelanggan yang mencari gambar dan video untuk keperluan bisnis atau pribadi.

Konten yang dijual di pasar microstock biasanya dijual dengan harga yang lebih terjangkau daripada di pasar tradisional, dan biasanya diproduksi dalam jumlah besar oleh sejumlah kreator yang berbeda. Oleh karena itu, konten di pasar microstock biasanya dijual dengan lisensi royalty-free, yang berarti pembeli hanya membayar sekali untuk mengakses konten, dan dapat menggunakan konten tersebut untuk waktu yang tidak terbatas dan dalam jumlah tak terbatas.

Microstock dapat diakses melalui berbagai platform online seperti Shutterstock, iStock, Adobe Stock, dan lainnya. Pelanggan dapat mencari konten yang sesuai dengan kebutuhan mereka melalui kategori atau kata kunci, dan pembeli hanya membayar ketika mereka mengunduh konten yang mereka butuhkan. Sedangkan bagi kreator, mereka dapat memperoleh penghasilan pasif dari karya mereka yang diunggah ke platform tersebut.

Apakah upload konten di microstock bisa menjadi aset masa depan?

Ya, upload konten di microstock bisa menjadi aset masa depan jika dilakukan dengan serius dan konsisten. Microstock adalah pasar online untuk penjualan lisensi foto, video, dan vektor. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan konten visual seperti itu telah meningkat pesat, dan ini adalah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki keterampilan fotografi atau videografi.

Dengan mengunggah konten berkualitas tinggi secara teratur, Anda dapat membangun portofolio besar yang akan terus menghasilkan pendapatan pasif selama bertahun-tahun. Namun, perlu diingat bahwa persaingan di pasar microstock sangat ketat, jadi Anda harus fokus pada menciptakan konten yang berkualitas tinggi dan relevan untuk kebutuhan pasar.

Selain itu, Anda juga perlu mempelajari aturan dan kebijakan situs microstock tertentu agar Anda dapat mengoptimalkan pendapatan Anda dan memastikan bahwa Anda tidak melanggar hak cipta atau kebijakan lainnya. Dengan konsistensi dan kerja keras, upload konten di microstock bisa menjadi sumber penghasilan yang stabil dan dapat menjadi aset masa depan yang berharga.

Pertanyaan serupa: Apa itu microstock dan bagaimana cara kerjanya, Bagaimana saya bisa menjadi seorang penjual konten di platform microstock, Apa yang harus saya lakukan agar konten saya disetujui untuk diunggah ke platform microstock, Berapa banyak uang yang bisa saya peroleh dari menjual konten di platform microstock, Apa itu lisensi royalty-free dan bagaimana pengaruhnya pada harga dan penggunaan konten, Bagaimana cara memilih platform microstock yang tepat untuk saya, Apa saja jenis konten yang paling banyak dicari di platform microstock, Bagaimana cara mengoptimalkan konten saya agar lebih mudah ditemukan oleh pelanggan di platform microstock, Bagaimana cara melindungi hak cipta saya ketika menjual konten di platform microstock, Apa saja kelebihan dan kekurangan menjual konten di platform microstock

Share:

Apa perbedaan foto Editorial dan Commercial?

Ketika kita mau upload foto ke shutterstock, kadang beberapa dari kita sebagai kontributor kadang dibuat bingung antara memasukkan foto ke kategori Editorial atau Commercial, terus apa sih sebenarnya perbedaan foto Editorial dan Commercial itu?

Perbedaan antara foto editorial dan foto commercial adalah sebagai berikut:

  • Tujuan: Foto editorial digunakan untuk tujuan editorial atau berita, sementara foto commercial digunakan untuk tujuan iklan atau promosi.
  • Konten: Foto editorial biasanya menggambarkan peristiwa, kejadian, atau orang-orang tertentu dan diambil secara spontan, sementara foto commercial dirancang secara khusus untuk mempromosikan suatu produk atau jasa.
  • Hak Cipta: Foto editorial tidak dimiliki hak ciptanya oleh fotografer, sedangkan foto commercial dimiliki hak ciptanya oleh fotografer.
  • Lisensi: Foto editorial dijual dengan lisensi editorial yang memberikan hak penggunaan terbatas untuk keperluan editorial, sementara foto commercial dijual dengan lisensi komersial yang memberikan hak penggunaan untuk tujuan komersial atau promosi.
  • Penggunaan: Foto editorial digunakan untuk tujuan non-komersial seperti berita, artikel editorial, atau dokumen, sementara foto commercial digunakan untuk tujuan komersial seperti iklan, brosur, atau katalog produk.
Jadi, foto editorial dan foto commercial memiliki tujuan, konten, hak cipta, lisensi, dan penggunaan yang berbeda, yang membuat keduanya memiliki karakteristik dan fitur yang berbeda.

Pertanyaan serupa: apa yang dimaksud foto editorial, apa yang dimaksud foto commercial, apakah pilihan editorial harus dipilih, cara upload foto di shutterstock, kenapa harus pilih editorial, ciri-ciri foro editorial

Share:

Apakah ada syarat minimum jumlah konten yang harus diupload di shutterstock agar bisa laku?

Shutterstock memiliki beberapa persyaratan untuk konten yang diunggah ke platform mereka, namun mereka tidak memiliki persyaratan minimum jumlah konten yang harus diunggah untuk dapat laku.

Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penjualan konten Anda di Shutterstock, seperti kualitas gambar, keunikannya, dan keterlibatan konsumen. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kualitas dan keunikannya agar dapat menarik perhatian calon pembeli.

Selain itu, Shutterstock juga mendorong kontributor untuk mengunggah konten secara teratur dan konsisten, sehingga dapat membangun portofolio yang kuat dan menarik bagi calon pembeli. Dengan cara ini, Anda dapat meningkatkan peluang untuk menjual konten Anda di Shutterstock.

Sebaiknya Anda mengunggah konten berkualitas secara konsisten dan teratur, meskipun tidak ada aturan khusus tentang seberapa sering Anda harus mengunggah konten ke Shutterstock. Bagi sebagian orang, mengunggah konten setiap hari mungkin terlalu sering, sementara bagi yang lain, mengunggah konten seminggu sekali mungkin terlalu jarang.

Namun, perlu diingat bahwa mengunggah konten terlalu sering tidak menjamin keberhasilan atau penjualan yang lebih baik, jika konten yang diunggah tidak berkualitas baik dan tidak unik. Sebaliknya, mengunggah konten yang berkualitas dan unik dengan jadwal yang konsisten dapat membantu membangun portofolio yang kuat dan meningkatkan peluang penjualan di Shutterstock.

Jadi, lebih baik fokus pada kualitas dan keunikan konten Anda dan mengunggahnya secara teratur dan konsisten sesuai kemampuan Anda. Selalu ingat untuk memperhatikan panduan Shutterstock untuk memastikan konten Anda memenuhi persyaratan mereka.


Pertanyaan serupa: mending upload berapa banyak di shutterstock, cara agar banyak yang download di shutterstock, mending upload setiap hari atau seminggu sekali, shutterstock saya kenapa belum da yng download, konten apa yang ramai di shutterstock

Share:

Kenapa ditolak shutterstock karena "similar konten"

"Similar konten" bisa lebih diartikan sebagai "mirip".

"Sama atau mirip" adalah istilah yang digunakan Shutterstock untuk mengacu pada konten yang terlalu mirip dengan konten yang sudah ada di platform atau di tempat lain di internet. Shutterstock memiliki kebijakan yang ketat dalam hal keaslian dan kualitas konten yang di-upload, dan mereka tidak akan menerima konten yang sama atau mirip dengan konten yang sudah ada.

Konten yang dianggap "sama atau mirip" dengan konten lain dapat mencakup beberapa hal seperti:

  • Menggunakan objek, tema, atau komposisi yang sama dengan konten yang sudah ada
  • Menggunakan filter atau efek yang sama dengan konten yang sudah ada
  • Mengambil gambar dari sudut yang sama atau menggunakan teknik fotografi yang sama dengan konten yang sudah ada

Jika konten Anda ditolak oleh Shutterstock karena "sama atau mirip", artinya bahwa konten tersebut terlalu mirip dengan konten yang sudah ada di platform atau di tempat lain di internet. Untuk menghindari ditolak dengan alasan yang sama di masa depan, pastikan untuk membuat konten yang asli, unik, dan berbeda dari konten yang sudah ada. Anda juga harus memeriksa kebijakan Shutterstock terkait dengan konten yang tidak diizinkan dan memperhatikan persyaratan teknis untuk memastikan bahwa konten Anda sesuai dengan standar mereka.

Pertanyaan serupa: kenapa foto ditolak shutterstock, kena peringatan similar konten, apa itu similar konten, kenapa foto tidak approve di shutterstock

Share:

Shutterstock: cara upload konten yang mirip agar di approved shutterstock

Pertanyaan: Bagaimana cara upload konten yang mirip agar di approved shutterstock?

Jawaban: untuk konten yang terlalu mirip agar diapproved di shutterstock, harus diupload satu per satu, upload satu dulu nunggu diapprove, kemudian baru upload satu yang lainnya.

Pertanyaan serupa: bagaimana cara upload di shutterstock, upload konten yang mirip di shutterstock, kenapa ditolak karena similar konten, apa itu similar konten

Share:

Jadi kontributor di shutterstock, mending ngejar kuantitas atau kualitas?

Sebagai seorang kontributor di Shutterstock, kualitas dan kuantitas keduanya penting. Namun, jika harus memilih antara kualitas dan kuantitas, maka kualitas harus menjadi prioritas utama.

Kualitas gambar sangat penting untuk memastikan gambar Anda disetujui oleh Shutterstock dan menarik minat pembeli. Shutterstock memiliki standar yang tinggi untuk menerima gambar, dan gambar yang kurang berkualitas dapat ditolak.

Namun, tentu saja, kuantitas juga penting dalam memaksimalkan potensi penghasilan Anda di Shutterstock. Semakin banyak gambar yang Anda unggah, semakin besar kemungkinan ada gambar yang disukai dan dibeli oleh pembeli. Namun, pastikan untuk tidak mengorbankan kualitas dengan mengunggah gambar yang kurang berkualitas hanya untuk meningkatkan jumlah gambar Anda.

Jadi, sebaiknya Anda fokus pada kualitas gambar Anda dan pastikan gambar Anda memenuhi standar Shutterstock sebelum Anda mengunggahnya. Setelah itu, Anda dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan kuantitas gambar Anda dengan tetap memperhatikan kualitasnya.


Pertanyaan serupa: Bagaimana cara mendaftar sebagai kontributor di Shutterstock, Apa saja persyaratan teknis untuk gambar yang akan diunggah ke Shutterstock, Berapa lama waktu yang diperlukan untuk gambar yang diunggah untuk disetujui oleh Shutterstock, Bagaimana cara mengoptimalkan metadata gambar agar lebih mudah ditemukan oleh pembeli di Shutterstock, Berapa banyak penghasilan yang dapat diperoleh dari penjualan gambar di Shutterstock, Apakah diperbolehkan mengunggah gambar yang sama di platform lain selain Shutterstock, Bagaimana cara melacak penjualan dan penghasilan dari gambar yang diunggah di Shutterstock, Apa saja jenis gambar yang paling laku di Shutterstock, Apa yang harus dilakukan jika gambar yang diunggah ditolak oleh Shutterstock, Apa saja tips untuk meningkatkan penjualan gambar di Shutterstock

Share:

Apa perbedaan foto commercial dan editorial?

Foto komersial (commercial) dan editorial memiliki perbedaan dalam penggunaan dan tujuan.

Foto Komersial (Commercial)

Foto komersial adalah foto yang digunakan untuk tujuan komersial seperti iklan, promosi, penjualan, dan pemasaran produk atau layanan. Foto ini biasanya melibatkan orang, produk, atau tempat yang berkaitan dengan bisnis atau industri tertentu. Penggunaan foto komersial memerlukan izin atau lisensi dari pemilik hak cipta, dan orang yang muncul dalam foto biasanya telah menandatangani model release.

Foto Editorial

Foto editorial adalah foto yang digunakan untuk tujuan pemberitaan, dokumentasi, atau ilustrasi editorial. Foto ini biasanya tidak digunakan untuk tujuan komersial dan lebih sering ditemukan dalam publikasi berita atau majalah. Foto editorial dapat menampilkan orang, tempat, atau peristiwa yang terkait dengan kejadian aktual, kebudayaan, atau isu sosial. Penggunaan foto editorial biasanya tidak memerlukan model release atau lisensi, namun harus mematuhi standar editorial dan hukum yang berlaku.

Dalam beberapa kasus, foto yang sama dapat digunakan baik untuk tujuan komersial maupun editorial, namun pemakaian dan lisensi untuk masing-masing tujuan harus dipertimbangkan secara terpisah. Sebagai contoh, sebuah foto yang menampilkan produk tertentu dapat digunakan untuk tujuan iklan (komersial), namun tidak dapat digunakan untuk tujuan editorial tanpa izin dari pemilik merek. Sebaliknya, foto yang menampilkan aksi protes di jalanan dapat digunakan untuk tujuan editorial, namun tidak dapat digunakan untuk tujuan komersial tanpa izin dari semua orang yang muncul dalam foto.

Pertanyaan serupa: apa yang dimaksud foro editorial, apa yang dimaksud foto commercial, foto apa saja yang butuh model release, mending foto commercial atau editorial, cara membedakan foto editorial dan foto commercial

Share:

Apa yang dimaksud model release di shutterstock?

Model release di Shutterstock adalah pernyataan tertulis yang menunjukkan bahwa orang yang muncul dalam gambar atau video telah memberikan persetujuannya untuk digunakan dalam tujuan komersial. Model release diperlukan untuk memastikan bahwa hak cipta dan privasi orang-orang yang muncul dalam konten telah dilindungi secara hukum.

Dalam industri fotografi dan video, model release biasanya diperlukan untuk setiap orang yang muncul dalam gambar atau video komersial, terutama jika wajah atau fitur fisik mereka dapat dikenali. Ini berlaku baik untuk model profesional maupun orang biasa yang muncul dalam gambar atau video.

Dalam hal konten yang diunggah ke Shutterstock, setiap kontributor (pemberi konten) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa model release telah diperoleh untuk setiap orang yang muncul dalam konten mereka sebelum diunggah. Shutterstock memeriksa model release untuk memastikan keabsahannya, dan pengguna Shutterstock dapat mencari dan melihat model release yang terkait dengan setiap gambar atau video yang mereka beli.

Pertanyaan serupa: foto seperti apa yang harus menyertakan model release, apa itu model release, foto editorial di shutterstock, apa yang dimaksud foto editorial

Share:

Apa sih perbedaan vector dan bitmap?

Banyak orang tidak tahu atau tidak memahami sepenuhnya apa itu vector. Vector adalah format gambar atau grafik yang dibuat dengan menggunakan titik-titik matematika, garis, kurva, dan bentuk geometris lainnya. Dalam format vector, gambar dapat diperbesar atau diperkecil tanpa kehilangan kualitas, karena gambar vector tidak dibentuk oleh piksel, melainkan oleh rumus matematika yang dapat diubah ukurannya tanpa mempengaruhi ketajaman atau kejelasannya. Oleh karena itu, vector sangat cocok untuk membuat gambar dengan detail halus, seperti logo, ikon, dan desain grafis lainnya.

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa gambar atau grafik vector hanya cocok untuk keperluan bisnis atau profesional, namun sebenarnya vector juga dapat digunakan dalam keperluan pribadi atau kreatif, seperti membuat ilustrasi, kartun, dan desain seni. Dalam hal ini, vector dapat menjadi alat yang sangat kuat dalam mengekspresikan kreativitas dan imajinasi.

Perbedaan Vector dan bitmap

Vector dan bitmap adalah dua format grafis yang berbeda dan memiliki karakteristik yang berbeda.

Vector adalah format grafis yang terdiri dari objek matematis yang didefinisikan oleh titik, garis, kurva, dan bentuk geometris lainnya. Vektor dapat diperbesar atau diperkecil tanpa kehilangan kualitas atau ketajaman gambar karena ukuran dan bentuk objek tetap sama. Vector biasanya digunakan untuk membuat logo, ikon, dan desain yang memerlukan ketajaman dan ketelitian.

Sementara itu, bitmap atau raster adalah format grafis yang terdiri dari piksel atau titik-titik kecil berwarna yang membentuk gambar. Setiap piksel dapat diatur dengan warna, kecerahan, dan saturasi yang berbeda, sehingga membentuk gambar. Ukuran dan kualitas gambar bitmap tergantung pada jumlah piksel yang digunakan. Ketika diperbesar, gambar bitmap dapat kehilangan kualitas dan menjadi buram atau pecah.

Jadi, perbedaan utama antara vector dan bitmap adalah bahwa vektor adalah format grafis yang didefinisikan oleh objek matematis, sedangkan bitmap terdiri dari piksel atau titik-titik kecil berwarna. Vector biasanya digunakan untuk desain grafis yang memerlukan ketelitian dan ketajaman, sementara bitmap lebih cocok untuk gambar foto dan grafis yang memerlukan gradasi warna yang kompleks.

Apa saja format vector?

Berikut adalah beberapa format vector yang paling umum digunakan:

  • AI (Adobe Illustrator): Format vector standar yang digunakan oleh program Adobe Illustrator.
  • EPS (Encapsulated PostScript): Format vector yang didukung oleh sebagian besar program grafis dan cocok untuk digunakan dalam publikasi cetak.
  • SVG (Scalable Vector Graphics): Format vector yang digunakan untuk gambar yang dapat diperbesar dan diperkecil tanpa kehilangan kualitas. Format ini cocok untuk digunakan dalam desain web dan aplikasi.
  • PDF (Portable Document Format): Format dokumen yang mencakup teks, gambar, dan grafik, termasuk vektor.
  • DXF (Drawing Exchange Format): Format vector yang digunakan dalam aplikasi desain dan CAD (Computer-Aided Design).
  • CDR (CorelDRAW): Format vector yang digunakan oleh program CorelDRAW.
  • WMF (Windows Metafile): Format vector yang digunakan dalam aplikasi Microsoft Windows.
  • EMF (Enhanced Metafile): Format vector yang lebih canggih dan lebih kompleks daripada WMF dan digunakan dalam aplikasi Windows yang lebih baru.
  • SKP (SketchUp): Format vector yang digunakan oleh program SketchUp untuk model 3D dan gambar vektor.

Format-format ini mendukung penyimpanan gambar vektor dalam berbagai macam aplikasi, termasuk program desain grafis dan aplikasi CAD, serta dapat diimpor atau diekspor ke program lain untuk digunakan kembali.

Apa saja format bitmap?

Berikut adalah beberapa format bitmap yang paling umum digunakan:

  • JPEG (Joint Photographic Experts Group): Format bitmap yang biasa digunakan untuk foto dan gambar berwarna.
  • PNG (Portable Network Graphics): Format bitmap yang cocok untuk gambar dengan transparansi, seperti logo dan ikon.
  • BMP (Bitmap): Format bitmap bawaan Windows yang mendukung gambar dengan kedalaman warna yang berbeda.
  • GIF (Graphics Interchange Format): Format bitmap yang cocok untuk animasi dan gambar dengan sedikit warna.
  • TIFF (Tagged Image File Format): Format bitmap yang biasa digunakan dalam publikasi cetak dan memungkinkan penyimpanan gambar dengan kedalaman warna yang tinggi.
  • PSD (Photoshop Document): Format bitmap yang digunakan oleh program Adobe Photoshop dan mendukung layer dan efek.
  • RAW: Format bitmap mentah yang dihasilkan oleh kamera digital, dan memungkinkan pemrosesan gambar yang lebih lanjut.

Format-format ini mendukung penyimpanan gambar bitmap dalam berbagai macam aplikasi dan perangkat, serta dapat diimpor atau diekspor ke program lain untuk digunakan kembali. Namun, penting untuk diingat bahwa gambar bitmap memiliki resolusi yang tetap, sehingga dapat kehilangan kualitas ketika diperbesar atau diperkecil.


Pertanyaan serupa: apa yang dimaksud bitmap, apa yang dimaksud pixel, apa yang dimaksud vector, apa itu vector, apa kriteria vector, bagaimana membuat vector, apa saja aplikasi penghasil vector, software apa saja yang bisa membuat vector

Share:

Shutterstock: Tukang review di shutterstock manusia atau robot AI?

Pertanyaan: Tukang review di shutterstock manusia atau robot AI? 

Jawaban: Menurut banyak contributor di beberapa grub shutterstock,  sebagian besar meyakini kurator atau tukang review di shutterstock adalah robot AI. Bukan tanpa alasan,  karena seringnya ketika upload di shutterstock tak sampai 5 menit sudah langsung keluar hasil reviewnya,  approved atau not approved, yang secara logika tidak mungkin ada kurator seorang manusia yang bisa membuat penilaian dengan waktu begitu singkat untuk banyak file yang direview. 

Pertanyaan serupa: berapa lama review di shutterstock,  kenapa review di shutterstock sangat cepat,  kenapa review di shutterstock sangat lama,  kenapa foto saya ditolak di shutterstock,  apa itu noise foto
Share:

Apa yang dimaksud segitiga exposure dalam dunia fotografi?

Upload foto di shutterstock selalu ditolak dengan alasan noise? untuk menghindarinya sebaiknya kita harus paham dulu tentang Segitiga Exposure, ilmu dasar dalam dunia fotografi.

Segitiga exposure dalam dunia fotografi mengacu pada hubungan antara tiga elemen penting dalam menghasilkan foto yang baik, yaitu ISO, aperture, dan shutter speed. Ketiga elemen ini berinteraksi satu sama lain dan mempengaruhi hasil akhir foto.

ISO mengacu pada kepekaan sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO, semakin sensitif sensor terhadap cahaya, namun juga akan menimbulkan noise atau kualitas gambar yang kurang baik.

Aperture mengacu pada ukuran lubang di dalam lensa yang mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera. Semakin besar aperture, semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera, namun juga akan mengurangi kedalaman bidang fokus.

Shutter speed mengacu pada durasi waktu ketika sensor kamera terpapar cahaya. Semakin lama shutter speed, semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera, namun juga akan menyebabkan blur pada objek yang bergerak.

Dalam segitiga exposure, ketiga elemen ini harus diatur secara proporsional agar hasil akhir foto menjadi baik. Misalnya, jika ingin mengambil foto dengan shutter speed yang lambat untuk menghasilkan efek blur pada air terjun, maka perlu menurunkan ISO dan menyesuaikan aperture agar jumlah cahaya yang masuk tetap seimbang.

Pertanyaan serupa: kenapa foto ditolak dengan alasan noise, menghindari penolakan di shutterstock, cara menghilangkan noise di foto, aplikasi penghilang noise foto, software untuk menghilangkan noise foto, tips agar foto diterima di shutterstock

Share:

Shutterstock: amankah jika 1 foto atau vector atau footgae diupload ke beberapa website microstock?

Pertanyaan: amankah jika 1 foto atau vector atau footgae diupload ke beberapa website microstock? 

Jawaban: Secara aturan yang berlaku,  itu aman dilakukan asalkan status kontributor kita di agensi microstock tersebut adalah nonexclusive. 

Pertanyaa serupa: upload satu foto ke beberapa website,  apa boleh foto yang diupload di shutterstock diupload lagi di website lain
Share:

Follow blog ini

Featured Post

Semua Sudah Serba Online, dan Loe Masih Kerja di Kantor?

Berlangganan lewat email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Blog Archive

Followers